Peperangan dan Ambisi : Buku 1. Di Bawah Bendera Matahari

Sicksix
Chapter #1

0. Prolog - Malam yang diselimuti bayang-bayang.

Hawa malam menyusup dengan keangkuhannya, meresap sampai ke tulang. Udara terasa kaku dan tebal, memberi kesan bahwa malam ini penuh dengan rahasia gelap yang tersembunyi. Langit pekat yang tak berujung tertutupi oleh awan hitam gelap, sehingga tidak ada celah sedikit pun bagi cahaya bulan untuk menembus ke bumi. 

Kota Sinners, tempat yang dipandang rendah oleh banyak orang sebagai tempat para penjahat dan pengkhianat berkumpul. Terletak di tengah-tengah hutan yang rimbun dan diapit oleh perbukitan yang anggun, kota ini telah menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang yang dianggap sebagai aib oleh Kekaisaran Light. Namun, tidak seperti cerita yang beredar, Sinners adalah sebuah kota yang damai dan makmur.

Penduduk kota menikmati hidup harmonis di bawah kepemimpinan Olaf yang bijaksana dan adil. Meskipun reputasi mereka tercemar, penduduk Sinners hidup dengan martabat dan penuh keberanian. Mereka membangun rumah mereka di antara pepohonan yang menjulang tinggi, dan suara angin yang berbisik di antara daun-daun memberikan nuansa magis pada suasana malam.

Kota ini merupakan rumah bagi Heirs of de Sinners, sekelompok orang yang dianggap sebagai buangan. Namun, mereka telah membuktikan bahwa tidak ada kebenaran dalam stereotip yang melekat pada mereka. Mereka hidup dengan kejujuran dan saling mendukung, menciptakan ikatan kekeluargaan yang kuat di antara mereka.

Saat hujan mulai rintik-rintik, suara tetesan air yang jatuh ke tanah mengisi keheningan malam. Suara itu menjadi lagu lembut yang menenangkan, memberikan semacam ketenangan dalam kesunyian malam yang terasa begitu pekat. Tetesan-tetesan hujan yang mengusap wajah tanah juga memberikan harapan akan kesegaran yang akan datang setelah hujan berlalu.

Sinners, kota yang dikelilingi oleh hutan yang rimbun, memancarkan aura kehidupan dan keindahan alam. Di malam yang gelap ini, ketenangan yang dalam melingkupi kota, dan mungkin saja di balik kesan gelap yang diberikan oleh nama mereka, tersembunyi kebaikan dan cahaya yang tak terduga.

Entah berasal darimana gagasan kejam itu, tak ada yang tau pasti, tetapi isu semakin menyebar keseluruh penjuru kekaisaran bahkan sampai terdengar ditelinga Kaisar, lama di diamkan isu itu menjadi sebuah keresahan yang tak bisa dibendung. 

Akhirnya, Kaisar memerintahkan penasihatnya untuk mengumpulkan seluruh pemimpin Klan, mengetahui bahwa situasi ini membutuhkan penyelesaian yang serius. Ketika saatnya tiba, para pemimpin Clan berkumpul dalam sebuah ruangan yang besar dan megah di istana kekaisaran.

Namun, tanpa sepengetahuan Kaisar, penasihatnya telah menjalin kerjasama rahasia dengan pemimpin Klan lainnya, dengan tujuan menghilangkan perwakilan dari Clan Sinner dalam pertemuan ini. Mereka telah memutuskan bahwa suara Sinners tidak boleh didengar dan pengaruh mereka harus dibuang jauh-jauh. Ketika Kaisar memasuki ruangan itu dengan langkah mantap, ia tidak menyadari bahwa ada kekosongan di antara perwakilan Klan yang hadir.

Diskusi besar dimulai dengan suasana tegang. Pemimpin Klan lainnya berbicara dengan semangat dan argumen yang tajam, berusaha meyakinkan satu sama lain tentang keputusan yang harus diambil. Kaisar memperhatikan dengan seksama, mencoba memahami sudut pandang setiap pemimpin dan mencari solusi yang adil bagi semua.

Namun, saat perwakilan Sinners tidak muncul, Kaisar mulai merasa curiga. Ia mengangkat kekhawatirannya kepada penasihatnya, bertanya mengapa perwakilan Sinners tidak ada di sana. Penasihatnya dengan tenang menjawab bahwa perwakilan Sinners menolak untuk hadir, membuat Kaisar merasa kecewa dan sedih.

Dalam hati, Kaisar merasa ada yang tidak beres. Ia tahu bahwa kehadiran Sinners adalah bagian penting dari proses pengambilan keputusan yang adil. Meskipun penasihatnya berusaha meyakinkannya bahwa keputusan dapat diambil tanpa mereka, Kaisar merasa terputus dari suara rakyatnya yang paling terpinggirkan.

Ketidak hadiran perwakilan Sinners meninggalkan kekosongan dalam hati Kaisar. Ia menyadari betapa pentingnya mendengarkan semua pihak dan memperhatikan keadilan dalam proses pengambilan keputusan. Kaisar berharap bahwa perwakilan Sinners dapat memahami keputusan ini sebagai sesuatu yang dilakukan dengan kesedihan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Namun, sebelum Kaisar dapat mengutarakan pikirannya, keputusan sudah diambil. Dalam keputusan yang terbanyak, para pemimpin Klan menyepakati nasib Clan Sinners. Meskipun Kaisar merasa tidak setuju dengan keputusan yang dianggap kejam ini, ia merasakan ketidakberdayaannya dalam mengubah arus yang telah ditetapkan. Ia meratapi nasib Clan Sinners yang akan menghadapi takdir yang suram.

Dalam situasi ini, Kaisar harus menekan perasaan pribadinya dan menghadapi konsekuensi dari keputusan yang telah diambil bersama. Dalam hati, ia berharap ada jalan keluar yang lebih adil dan manusiawi untuk semua pihak yang terlibat.

Setelah melewati diskusi yang penuh intrik akhirnya mereka memutuskan sebuah keputusan, Clan de Sinners harus di musnahkan. Banyak yang tak setuju dengan keputusan yang dinilai kejam itu termasuk Kaisar sendiri, tetapi sayang mereka tetap harus mengikuti keputusan terbanyak. Dari keputusan itulah pertarungan besar-besaran hari ini terjadi. 

Para pasukan yang diutus pun tidak main-main, bahkan para Knight Veteran dan Raja juga turut serta dalam pembasmian ini. Mereka bukan tanpa maksud mengirim pasukan terkuat negara itu, karena Clan de Sinners dipimpin oleh Olaf the Hero, lelaki tua itu merupakan pasangan tempur Kaisar sekarang— Gleothain the Conqueror pada saat Benua Anthares di invasi habis-habisan oleh pasukan Naga. Dengan kerjasama mereka berdua Raja Naga Luthien berhasil dihabisi dan berhasil memukul mundur sisa makhluk-makhluk besar bersayap itu untuk kembali ke sarangnya di Dragon Hearts.

Perasaan was-was menyelimuti kota ini ketika bisikan-bisikan tentang keresahan politik dan agenda tersembunyi mencapai kota ini. Olaf, yang sadar akan bahaya yang datang, mengumpulkan seluruh klannya untuk mempertahankan rumah mereka.

Kekacauan terjadi di Sinners saat pasukan gabungan melancarkan serangan mendadak, untuk menghilangkan potensi ancaman terhadap kekuasaan kaisar. Ketika mereka menginvasi, suasana damai kota berubah menjadi kekacauan yang menakutkan.

Lihat selengkapnya