Peperangan dan Ambisi : Buku 1. Di Bawah Bendera Matahari

Sicksix
Chapter #4

3. Di Antara Api Unggun

Setelah melakukan perjalanan yang memakan waktu berminggu-minggu dan melewati berbagai medan, akhirnya rombongan prajurit Heirs of Golden dan mercenary telah memasuki area tanah yang luas, tak banyak tumbuhan yang hidup, rumput-rumput pun terlihat kering kerontang. Tak jauh, tampak sebuah kota dengan luas yang sangat kecil, dari luar juga bisa terlihat Kota tua terlantar yang didalamnya berdiri castle kecil tak terurus berdiri ditengah-tengah kota itu, lalu dibagian tembok pertahanannya terlihat sangat usang. 

Berdiri di selatan desa alku, diperbatasan terakhir wilayah Heirs of Golden dengan laut. Sekilas kota kecil ini terlihat tak berpenghuni, tetapi dibawah tanah banyak sekali pekerja tambang iron tinggal disana, tak heran dipermukaan kota ini terlihat sepi. Karena tambang besi yang berlimpah, banyak Heirs-Heirs tertarik ingin menguasai. Tercatat dalam sejarah sudah dua Heirs yang mencoba menaklukan kota Ironclaw.

Kota IronClaw terlihat seperti benteng pertahanan yang sangat solid, terletak di tengah-tengah lanskap tajam dari bebatuan, memancarkan pesona yang tak lekang oleh waktu. Meskipun terlihat sepi jika dilihat dari atas, dunia yang semarak tumbuh subur di bawah permukaan, membuat kota ini mendapat julukan yang pantas, Kota Bawah Tanah.

Di bawah permukaan, harta karun tersembunyi menunggu untuk ditemukan. Kota IronClaw terkenal dengan tambang besi bawah tanahnya yang luas, sebuah labirin yang terbentang di bawah fondasi kota. Tambang-tambang ini merupakan bukti kemakmuran kota ini, menyediakan pasokan besi berharga yang tampaknya tak ada habisnya yang telah menarik perhatian dan keserakahan banyak keluarga bangsawan.

IronClaw City mendapatkan reputasinya bukan hanya karena tambang besinya yang melimpah, tetapi juga karena penguasanya yang telah lama berkuasa, House of de Leaf. Selama beberapa generasi, keluarga bangsawan ini telah memerintah kota ini, mengasah strategi pertahanan mereka hingga sempurna. Keturunan dari pemimpin yang dihormati, Paul de Leaf, terus memerintah kota ini hingga hari ini, menjunjung tinggi tradisi dan nilai-nilai nenek moyang mereka.

Karena banyak keluarga bangsawan yang bersaing untuk menguasai IronClaw , kelimpahan dan kualitas tambang besinya lah yang mendorong ambisi mereka. Kekayaan dan sumber daya yang berasal dari tambang-tambang ini membuat kota ini menjadi hadiah yang didambakan, memicu persaingan sengit di antara mereka yang mencari kekuasaan dan kemakmuran.

Dengan fasad permukaannya yang kontras dan dunia bawah tanah yang ramai, IronClaw City berdiri sebagai bukti dikotomi kehidupan dan ketangguhan penduduknya. Ketika kota ini bersiap menghadapi tantangan yang tak terelakkan yang ada di depan mata, House of de Leaf tetap teguh, siap mempertahankan warisan mereka dan melindungi rahasia kota dari mereka yang ingin merebut kekayaan dan pengaruhnya.

Dua puluh tahun yang lalu Heirs of Fish, mereka melakukan penyerangan dengan prajurit yang cukup besar, tetapi mereka harus menelan kekalahan telak. Sepuluh tahun setelahnya, Heirs of Stone mencoba peruntungan untuk menyerang dan lagi-lagi kota itu gagal untuk ditaklukan.

Wilayah ini sangat sulit ditaklukan karena di bawah kekuasaan tangan dingin Heirs of Leaf, mereka dikenal dengan taktis pertahanan yang kuat.

Dan saat ini giliran Heirs of Golden yang mencoba untuk menguasai kota tambang iron ini. Berbeda dengan Heirs lainnya, mereka hanya mengirim satu battalion prajurit hunter-hunter baru dengan jumlah yang sedikit, mereka lebih banyak membawa mercenary. Bahkan Penyerangan ini hanya dipimpin oleh Jendral Aldrich, ia baru saja dilantik menjadi Jendral atas beberapa prestasinya. Bahkan jika dihitung dari segi pengalaman saja kalah jauh daripada mercenary yang di sewa.

Mereka berkumpul ditanah lapang, membuat api unggun karena hari sudah gelap, sebagian mendirikan camp di atas tanah lapang. Terlihat para prajurit sedang berkumpul dan dua band mercenary terlihat bergerombolan dengan kelompok mereka masing-masing. Sementara itu Eran terlihat menyendiri agak jauh dari orang-orang, seperti biasa ia sangat malas untuk berbaur, terlihat ada sepuluh orang lonewolf mercenary yang tak bergabung dalam band apapun. 

Lalu setelah mereka istirahat tak lama Jendral Aldrich berdiri tak jauh dari api unggun, ia melangkahkan kakinya mendekat pada kumpulan Band of Sirens dan Band of de Sun. Ia meminta pemimpin kedua band untuk mengikutinya. 

Taran de Sirens adalah pemimpin Band of de Sirens salah satu band terkuat setelah de sun, Band itu terkenal dengan kecepatan dan taktis yang brilian dalam menyelesaikan misi. Mereka selalu dibanding-bandingkan dengan de Sun, kata orang-orang mereka adalah nomor duanya kelompok mercenary. Taran tak begitu menanggapi itu bila ia berada disuatu tempat dan ada orang membicarakan itu. 

Mereka berhenti didekat salah satu api unggun yang terlihat kecil dari yang lain.

"Pertama-tama aku mengucapkan terima kasih atas partisipasi kalian dua Band paling kuat untuk dalam penyerangan ini. Taran de Sirens dan ...," Jendral sedikit bingung, lalu ia membungkukan badannya dan melanjutkan, "Bless you my..." 

"Theo saja, aku hanya mercenary," potong Theo, Aldrich pun bingung tapi ia mengikuti permintaan Theo. 

"Baik," jawab Aldrich.

"Baiklah, agar tak membuang waktu mari kita bahas saja langsung. Kita akan menyusun strategi," lalu ia mengeluarkan sebuah peta denah kota Ironclaw. 

"Menurut catatan penyerangan Heirs of Fish dan Leaf, kota ini memiliki tiga akses pintu masuk. Akses pertama gerbang pintu masuk utama," ujar Aldrich sambil menunjuk ke depan kota itu, "Lalu akses kedua adalah pintu masuk bawah tanah, itu terletak ditengah-tengah kota dekat kastil, itu akan mudah bila pintu gerbang bisa kita robohkan. Dan yang terakhir adalah disini, tertanam ditanah," Aldrich menunjuk salah satu titik yang ada didalam peta. Taran dan Theo masih fokus meneliti peta itu.

"Yang jadi masalah adalah kita tidak tau persis dimana letak akses pintu masuk ketiga, jadi kita membutuhkan waktu untuk mencarinya," jelas Aldrich.

"Tak masalah, aku mempunyai Path Finder di band kami, ia akan bertugas mencari pintu itu bila kau menginjinkan," ujar Teo.

"Baiklah, aku akan langsung menjelaskan taktiknya," Aldrich berhenti sejenak lalu melihat kedua ketua Band itu. 

"Lanjutkan saja, aku akan mendengarkannya," akhirnya Taran berbicara, itu yang ditunggu Jendral itu. 

Ia sedari tadi sangat gugup, apalagi untuk menjelaskan taktiknya. Bagaimana ia tidak gugup kedua orang yang duduk didekatnya adalah pemimpin Band terkuat dan pastinya telah melewati segala macam jenis pertempuran. 

Bagaimana bisa ia seorang Jendral baru harus diberi tugas yang sangat berat dari Kerajaan, ia harus memimpin seorang Theo dan Taran.

Siapa yang tidak kenal Theo, pemimpin yang berkarisma dan kuat dalam kepemimpinan. Sedangkan Taran memiliki kepemimpinan absolut dan kecerdasan taktisnya.

"Maafkan aku, aku gugup karena harus memimpin kalian," ungkap Aldrich dengan wajah lesunya. Theo dan Taran memandang satu sama lain dan tak lama mereka tertawa terbahak-bahak.

"Sudahlah, kami hanya sekumpulan mercenary yang sedang berkerja, apapun akan kami lakukan asalkan kami dibayar. Jadi tak ada alasan kau harus gugup. Lagipula kaulah pemimpinnya disini," jelas Taran. Lalu Theo menepuk pundak Aldrich.

Lihat selengkapnya