Benteng kastil dibangun dengan menara batu besar, dinding kastil setinggi sekitar 5 meter, terbuat dari batu bata. Bertengger di atas benteng kastil, angin dingin menyapu rambutnya dan menarik-narik jubahnya, Paul de Leaf, penguasa Kota IronClaw yang tegas, mengamati keadaan di hadapannya dengan mata yang tajam. Para pemanah, yang diposisikan dengan cermat di setiap sisi, berdiri siap siaga, anak panah mereka sudah siap mengacung dan membidik ke arah cakrawala jika sang pemimpin meminta.
Berita tentang serangan telah terdengar sampai ke telinganya lima hari yang lalu lewat utusan dari Kerajaan Berillan, didalam suratnya tertulis jika Raja ingin kota Ironclaw melepaskan status independen untuk tunduk menjadi Vassal kerajaan. Bukan Paul rasanya jika tidak marah penghinaan itu. Tapi dia mengedepankan ketenangan, bagaimanapun yang membacakan isi surat itu ada seorang utusan Kerajaan. Namun saat surat sudah mendekati akhir Paul sempat tergoyahkan dengan penawaran terakhir. Raja menawarkan juga jika Paul menerima ini dia akan menjadi anggota Counchill sebagai Marshall tetap kerajaan. Sebuah posisi tertinggi kekuatan militer di sebuah kerajaan. Itu adalah impian setiap orang, karena menjamin ketenangan, kesejahteraan dan keamanan yang menjanjikan.
Paul sempat berfikir dan menimbang-nimbang. Ini adalah pertama kali sebuah kerajaan menawarkan ini. Tapi dia berada di persimpangan jalan saat itu yaitu warga atau ambisi. Dengan segala pertimbangannya Paul menolak dengan tegas permimtaan itu, dia tersadar kembali oleh perjuangan nenek moyangnya untuk mempertahankan pendirian kota ini agar tetap berdiri dikaki sendiri. Keputusan itu secara tidak langsung merupakan sebuah perlawanan dan dia tau peranglah yang Ironclaw hadapi nanti. Segera setelah penentangan itu, dia tidak membuang waktu untuk mengatur strategi pertahanan kota.
Memimpin sendiri serangan itu, Paul terkenal karena mengembangkan sebuah warisan berupa mahakarya taktis yang dikenal sebagai pertahanan phalanx. Formasi ini, yang terkenal dengan strukturnya yang berbentuk kotak, terdiri dari infanteri bersenjata lengkap. Para prajurit, yang mengenakan baju besi yang tangguh, memegang senjata berupa tombak panjang, sarissa yang diselipkan dipinggang, dan ditangan sebelahnya berdiri perisai kokoh yang dibentuk dari bahan kayu dan besi. Pelatihan dan disiplin mereka tak tertandingi, barisan mereka membentuk penghalang yang tak tertembus terhadap musuh mana pun. Sebuah pertahanan absolut yang membuat klan menengah ini tetap bertahan sampai saat ini.
Di sisinya, dua orang kepercayaan, Strix dan Fenry, berdiri disampingnya. Dengan tekun dan waspada, mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan yang akan datang, bersiap untuk mempertahankan rumah mereka dengan kesetiaan yang tak akan dipertanyakan oleh seluruh penduduk IronClaw. Mereka tak gentar, siap menghadapi ancaman apa pun yang berani menembus kota penuh sejarah ini.
Di luar pelukan pelindung kastil, dua kompi prajurit berdiri siap untuk menghadang dan mengulur waktu bagi para penyerang yang datang. Para prajurit pemberani tanpa kapten ini telah dipilih dan dilatih dengan cermat di bawah pengawasan Paul. Mereka memahami beratnya tugas mereka-untuk menunda gerak maju musuh, sehingga bala bantuan dapat memperkuat pertahanan kota.
Sementara itu di dalam Kota IronClaw, persiapan berjalan lancar. Pasukan telah disusun berbaris dari sisi tembok satu ke tembok sisi lain, mereka siap mengurung pasukan yang berhasil masuk dengan memanfaatkan sempitnya tembok kota ini. Para penduduk, yang mengindahkan panggilan untuk menyelamatkan diri, telah dievakuasi ke kota bawah tanah, mencari perlindungan di jaringan bawah tanah yang ramai di bawah permukaan yang sepi.
Setiap pintu masuk bawah tanah diawasi dengan ketat oleh tentara yang waspada, memastikan keselamatan warga. Para penjaga berdiri teguh, saat mereka melindungi tempat-tempat perlindungan tersembunyi di kedalaman kota. Sadar akan julukan kota ini sebagai kota bawah tanah, mereka memahami peran mereka dalam mempertahankan sumber daya yang tak ternilai.
Dinding kastil terasa dingin saat disentuh, Para pemanah di benteng itu terlihat tenang. Mereka akan menunggu hingga detik terakhir untuk menembakkan anak panah mereka. Paul merasakan angin kencang bertiup melalui kota, jubahnya berkibar-kibar tertiup angin seperti bendera. Batu di bawah kakinya terasa kasar dan dipenuhi lumut. Ia dapat merasakan kekuatan fondasi kotanya dan ia tahu bahwa tanah ini tidak akan goyah.
"Strix, Fenry, bersiaplah diposisi kalian," perintah Paul. Setelah memberi hormat, mereka langsung pergi dari posisi mereka.
Tidak ada bantahan dari mereka berdua, ditugaskan untuk menjadi pertahanan istana terakhir adalah tugas yang berat, namun mereka tak merasakan itu, karena semua orang di Ironclaw rela untuk mati demi kebebasan dan warisan berharga dari House of de Leaf.
***