Ketika Kain, Taneaya, dan Eran tiba di kota Starastok, matahari telah tergelincir di ufuk barat, dan kota itu mulai terangkat dalam warna oranye kemerahannya. Sebenarnya Taneaya bersikeras tak mau ikut dan memilih menunggu di luar gerbang kota, namun akhirnya ia luluh.
Mereka berjalan melalui gerbang kota, di antara jalan berbatu yang ramai oleh pengunjung dan pedagang yang bersiap-siap untuk menutup toko mereka. Mereka membawa kuda-kuda untuk di ikat ditempat khusus.
Taneaya dengan hati-hati menarik tudungnya yang berwarna kebiruan sedikit lebih rendah, menutupi sepenggal wajahnya yang anggun. Kain dan Eran berjalan di sebelahnya, mengikuti langkahnya dengan hati-hati, seperti yang telah direncanakan. Taneaya berbicara dengan suara lirih pada teman-temannya, "kita harus menjaga identitas kita di sini. Aku tidak ingin kehebohan yang tak perlu."
"Yeah, kami mengerti itu, kami paham posisimu Tane." Kain menjawab,
Mereka bertiga mengerti menyembunyikan identitas mereka sebagai anggota Band of de Sun. Pasukan mercenary itu memiliki reputasi yang kuat, dan jika diketahui mereka di kota ini, mungkin akan menarik perhatian yang tidak diinginkan.
Dalam perjalanannya menuju Guild, mereka sampai di jalan berbatu yang lebih sepi dan berhenti sejenak. Eran kemudian menatap Taneaya dengan ekspresi kebingungan. "Taneaya, apa maksudmu sebenarnya dengan menyembunyikan identitasmu? Aku tidak begitu mengerti."
Kain yang juga merasa bingung menimpali, "benar, Taneaya, kenapa harus seperti itu? Bukankah akan lebih mudah jika mereka tau identitasmu."
"Sudah lama tak ada putri kerajaan yang mengunjungi kota ini, dan saat mereka melakukannya, hal itu seringkali menimbulkan banyak perhatian dan kehebohan yang tak perlu. Terlebih lagi, kota Starastok ini, bagaimanapun juga, adalah kota yang paling dekat dengan perbatasan, banyak orang-orang berbahaya berkumpul disini." Taneaya menjelaskan,
"Tapi dilihat dari ciri-ciri orang-orang disini, semuanya sama sepertimu," selidik Eran, Taneaya hanya melirik. "Rambut mereka juga bewarna abu-abu, jadi mengapa kau harus menyamar?" tutup Eran.
"Aku tidak menyamar! Aku hanya menyembunyikan identitasku!" bentak Taneaya Kesal.
"Ada apa dengan reaksimu itu? Aku hanya bertanya?" bela Eran.
"Kau ini!" gerutu Taneaya.
Kain menggeleng-gelengkan kepalanya, bagaimana bisa ia masih bisa bertahan selama ini dengan kedua temannya yang setiap harinya selalu bertengkar. Kain lalu mencoba menengahi. "Kau benar-benar Eran. Wajar saja mereka memiliki ciri khas sama seperti Taneaya, mereka itu keturunan dari Heirs of de Wind, yang membedakan, mereka bukan keturunan murni. Kau bisa melihat warna rambut mereka abu-abu tidak terlalu gelap. Sedangkan Taneaya Abu-abu tua. Mereka akan tau jika Taneaya adalah keturunan darah Wind yang murni. Hanya dengan melihat dari warna rambutnya saja. Apa kau paham?"
Eran akhirnya mengangguk, mengerti alasannya. "Kehidupan bangsawan sungguh merepotkan."
Mereka tidak ingin menciptakan keributan yang tak perlu, dan memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju Guild. Belum lagi jika mereka tau ada Taneaya sang putri dari kerjaan mereka, sudah pasti akan menimbulkan keributan.
Ketiganya tiba di depan Guild, pintu berukir megah itu terbuka lebar, membuka ruangan yang penuh dengan suara ramai. Mereka memasuki ruangan, dan segera petugas Guild yang berjaga di depan meja pendaftaran melirik mereka dengan tatapan seorang yang terbiasa menerima pengunjung dari berbagai kalangan.
Petugas Guild dengan ramah menyapa mereka. "Selamat datang di Guild Starastok. Ada yang bisa ku bantu?"
"Kami datang untuk mengambil hadiah dari misi kami. Kami menyelesaikan tugas di Desa Hollowfield," jawab Kain yang berdiri di barisan depan.
Petugas Guild mengangguk mengerti dan meminta mereka untuk menyerahkan bukti penyelesaian misi. Taneaya membuka tasnya dan mengambil surat serta benda bukti lainnya. Ia meletakkan semuanya dengan rapi di atas meja.
Petugas Guild memeriksa dokumen-dokumen itu dan akhirnya berkata, "baik, semuanya tampak lengkap. Misi ini cukup sulit, dan kami senang melihatnya selesai. Duke pasti akan senang mendengar berita ini."
Kain, Taneaya, dan Eran merasa lega mendengarnya. Kain lalu bertanya dengan ekspresi heran, "bolehkah kami tahu lebih lanjut tentang Duke? Kami mendengar namanya sepanjang perjalanan kami."
Petugas Guild menjelaskan, "Duke Dignus adalah pemimpin kota Starastok. Dia juga dikenal sebagai seorang yang adil dan dermawan. Setiap tahun, dia menambahkan hadiah untuk misi yang tersedia, dan ini membuat para petualang sangat tertarik."
Kain mengangguk mengerti. "Terima kasih atas penjelasannya."
Tiba-tiba petugas itu berkata, "ah iya, aku hampir lupa. Duke sebelumnya berpesan pada semua petugas guild, dia ingin bertemu dengan kelompok atau seseorang yang telah menyelesaikan misi di Desa Hollowfield ini."
"Ah, maaf tapi kami sepertinya akan segera melanjutkan perjalanan saja," jawab Kain sopan.
"Tapi, Duke selalu menghargai pencapaian para petualang, terutama dalam misi seberat ini. Dia ingin memberi penghormatan secara langsung pada mereka. Apa kalian yakin akan menolak?" rayu penjaga Guild itu lagi.
Kain, yang berdiri paling depan, menolak sopan. "Terima kasih atas tawarannya, tapi kami sedang terburu-buru. Kami memiliki perjalanan jauh menuju Berillan."
Petugas Guild berpikir sejenak, lalu mengangguk mengerti. "Saya mengerti, perjalanan ke Berillan memang cukup jauh. Namun, jika suatu saat kalian berubah pikiran atau ingin berkunjung kembali, Duke selalu terbuka."
Ketiga sahabat itu mengucapkan terima kasih, dan setelah itu mereka diarahkan ke penginapan di kota. Kain, Eran, dan Taneaya meninggalkan Guild untuk bersiap-siap menginap dan memulihkan diri setelah perjalanan mereka yang panjang.