"Pelan-pelan, Gorstag," seru Kain, mencoba memberi nasihat kepada lawannya. "Perhatikan langkahmu. Itu terlalu kaku!" Kain berusaha membimbing Gorstag, meskipun dalam konteks pertarungan latihan.
Gorstag hanya merespon dengan pekikan keras, tetap menekan Kain dengan kedua kapaknya. Serangannya keras dan tanpa ampun, menciptakan tekanan yang luar biasa pada Kain.
Kain, bagaimanapun, memiliki strateginya sendiri. Ia terus menghindari serangan Gorstag tanpa niat untuk menyerang balik. Baginya, pertarungan ini menguji pertahanan dan penyerangan.
Gorstag mencoba memprovokasi Kain dengan kata-katanya. "Kau seperti kelinci saja, Kain. Apa kau takut menyerangku?" ia mencoba mengganggu konsentrasi Kain, namun Kain menanggapinya dengan nada yang santai dan meremehkan.
"Tidak, Gorstag, aku hanya lebih bijaksana dalam memilih kapan harus menyerang. Bagiku, ini hanya latihan."
Pertarungan berlanjut, dan Kain terus menunjukkan gerakannya dalam menghindari serangan lawan. Dia tahu bahwa serangan baliknya bisa terjadi kapan saja, dan ia berencana untuk menggunakannya saat yang tepat.
Di tengah suasana yang terasa tegang, seorang laki-laki mendekati Eran yang duduk di bawah pohon besar. Teman-teman sekitar mereka tengah asyik berlatih, sedangkan Eran nampaknya memilih untuk beristirahat sejenak dalam teduh pohon tersebut.
"Kau belum berlatihan, Kapten Eran?" tanya laki-laki tersebut, yang dikenali sebagai Irlof, berdiri dengan tubuhnya yang tegap, berada di samping pohon besar.
Eran menggeleng, ekspresinya terlihat malas. "Belum," jawabnya dengan suara lemah.
"Mau berlatih denganku, tuan?" kata Irlof sambil mendekati Eran dan duduk di sebelahnya.
Eran menoleh pada Irlof. "Kau yakin?" tanyanya, mencoba memastikan bahwa Irlof benar-benar serius.
"Yah, siapa lagi yang bisa kuajak berlatih dipasukan ini. Bukankah di Band ini hanya beberapa orang saja yang menggunakan belati seperti anda?" jawab Irlof.
Eran mencoba memberikan perspektifnya tentang latihan. "Justru seharusnya kau berlatih dengan orang yang menggunakan senjata lain, Irlof. Itu bisa membantumu melihat berbagai sudut pandang dan mencari titik kelemahan dalam teknikmu."
Irlof mengangguk, menerima saran Eran. "Anda benar," katanya. "Namun, jika saya berlatih dengan sesama pengguna belati, saya bisa bertukar pengalaman, saling bertanya, dan dapat mengkoreksi kesalahan-kesalahan saya. Terlebih lagi, jika itu adalah anda," imbuhnya dengan senyum yang tulus.
Irlof adalah anggota baru di Band of de Sun, bergabung setelah misi perebutan kota IronClaw. Dia adalah muda keturunan Heirs of de Golden, meskipun bukan keturunan darah murni.
Nama Band of de Sun semakin melambung, dan Eran sendiri mulai dikenal dengan sebutan 'Bayangan Hitam' oleh banyak orang, termasuk tentara bayaran dan pejuang lainnya.
Alasan mengapa nama Eran menjadi semakin terkenal adalah karena banyak misi yang telah ia selesaikan. Tidak hanya itu, namanya juga kerap diperbincangkan dalam lingkaran yang lebih luas, karena kemampuannya sebagai seorang pengguna dua belati dalam Band of de Sun, membangun cerita legenda tersendiri.
Namun, popularitas Band of de Sun yang terus meningkat pun telah mengundang minat banyak pihak untuk bergabung. Mereka yang datang mendaftar menjadi anggota band ini sangat bervariasi, dari kalangan warga biasa hingga prajurit bayaran yang belum memiliki band. Salah satu di antara mereka adalah Irlof.
Namun, tidak semudah itu untuk menjadi anggota Band of de Sun. Sebagai langkah awal, calon-calon anggota harus menjalani ujian yang sangat ketat di bawah pengawasan Uldor, yang akan menilai apakah mereka layak bergabung atau tidak. Selain itu, mereka harus menghadapi Catallina, yang selalu bersikeras dan kritis terhadap masalah keuangan band.
Selain itu, sebuah pertandingan duel antara anggota Band of de Sun juga akan segera diadakan dalam waktu dua minggu kedepan. Pertandingan ini merupakan agenda tahunan yang sudah menjadi tradisi dalam band. Pertandingan itu akan melibatkan para anggota band yang berani mendaftar untuk saling berhadapan dalam duel sengit, dengan hadiah berupa koin emas yang sangat menggiurkan. Karena itu, anggota band sudah mulai berlatih keras untuk bersiap menghadapi pertandingan tersebut.
"Kau tahu, Irlof, akulah yang menemukan bukit ini," ujar Eran dengan nada bangga, mencoba menambahkan sedikit riwayat pada tempat ini.
Irlof, yang sedang asyik menatap pertempuran yang sedang berlangsung di bawah, sedikit bingung dengan pernyataan Eran. "Eh, maksud anda bagaimana?" tanyanya, mencoba memahami cerita Eran.
Eran menjelaskan dengan ekspresi yang sedikit kesal. "Bukit ini adalah tempat yang biasanya aku gunakan untuk menyendiri, untuk berpikir dan merenung. Lalu, setelah beberapa kali, Kain mulai mengikutiku ke sini. Kemudian, anggota band lainnya mulai mengikuti jejak kami, hingga sampai sekarang ini," ceritanya, mencoba menjelaskan bagaimana bukit ini menjadi tempat yang penting bagi Band of de Sun.
Irlof mencoba memahami alasan Eran, dan dengan cepat ia menanggapi, mencoba memberikan dukungan. "Saya mengerti sekarang. Ini tempat yang spesial ya."