Raja Nolan terlihat serius setelah memutuskan untuk mengadakan rapat mendadak, dengan Jendral Aywin dan Penasehat Sander yang duduk di sampingnya. Mereka berada dalam ruangan tertutup, suasana terasa tegang. Raja Nolan memandang tajam kedua orang yang duduk di sampingnya.
"Aku sudah terlalu bersabar tentang masalah ini, semakin dibiarkan semakin bertingkah! Kita harus mengambil tindakan terhadap Roderick," Nolan memulai percakapan dengan serius. "Aku ingin mendengar pendapat kalian tentang langkah selanjutnya yang harus kita ambil."
Jendral Aywin meluruskan punggungnya untuk sikap tegas dengan bunyi gemiricik dari baju zirahnya. "My King, saya menyarankan agar kita langsung menyerang Kota Swincerest dan menaklukkan Roderick di kotanya sendiri," ujarnya dengan tegas. "Rencana itu akan langsung memberikan efek mengejutkan dan menggagalkan upayanya."
Namun, Penasehat Sander dengan tenang mengungkapkan pandangannya. "Maaf, Jendral Aywin, tetapi saya memiliki pandangan yang berbeda," kata Sander. "Saya lebih cenderung setuju dengan strategi yang lebih sabar dan berhati-hati. Menunggu pergerakan Roderick dan mencari bukti yang kuat untuk penangkapannya."
Jendral Aywin menjawab dengan sinis, melontarkan pandangannya yang berbeda. "Sabar!? Bukankah kau sendiri yang bilang jika kita tak punya banyak waktu? Kita harus menumpas pergerakan pemberontakan ini dengan kekuatan militer kita. Para pemberontak itu harus kita habisi secepat mungkin."
Namun, Penasehat Sander dengan tenang menantang pendapat Jendral Aywin, mencoba memberikan pandangan yang lebih bijak. "Jendral, kekuatan militer akan menimbulkan kekerasan dan kematian yang tidak perlu. Kita hanya perlu mencari bukti yang kuat untuk memastikan penangkapan ini berhasil," ucapnya, suaranya penuh keyakinan meskipun dihadapkan pada perdebatan dengan Jendral Aywin.
Mendengar hal itu, Jendral Aywin semakin marah dan menunjukkan ketidaksukaannya. "Jangan bodoh, Sander! Mereka itu pemberontak, jadi buat apa harus diberi hati," bentaknya dengan keras dan tegas.
Penasehat Sander tidak gentar, dengan keras mempertahankan pendapatnya. "Tangkap saja orang yang menghasut atau pemimpin mereka. Itu lebih efektif daripada harus berperang. Ini akan menjadi perang saudara yang besar, kau bisa membayangkan berapa jumlah warga yang akan menjadi korban," ujarnya, mencoba menghadirkan solusi yang lebih bijak dan menghindari pertumpahan darah yang tidak perlu.
Raja Nolan melihat perdebatan ini semakin memanas, ia mengangkat tangannya untuk menghentikan mereka. "Cukup!" serunya dengan tegas, suaranya memotong debat yang semakin panas di antara kedua tokoh ini. "Kalian berdua memiliki tujuan yang sama, yakni menumpas pemberontakan di kerajaan ini. Namun, kita perlu mencari jalan tengah," ucap Nolan, mencoba meredakan ketegangan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak.
Raja Nolan terlihat memijit-mijit kepalanya. Dia terlihat mencoba mencari jalan tengah. Mereka siap mendengarkan penilaian Raja Nolan terhadap kedua pendapat mereka.
Raja Nolan memulai dengan suara yang tenang, tetapi tegas. "Jendral Aywin, pendapatmu tentang menyerang Kota Swincerest memiliki kelebihan dalam memberikan efek mengejutkan dan menggagalkan upaya pemberontakan Lord Roderick. Aku menghargai tindakan tegasmu."
Jendral Aywin menyeringai puas. "Terima kasih, My King. Saya yakin bahwa tindakan langsung dan agresif akan memberikan keuntungan taktis dalam peperangan."
Raja Nolan mengangguk, tetapi ia melanjutkan. "Namun, Jendral, ada juga kekurangan dalam pendapatmu. Tindakan yang terburu-buru mungkin membahayakan nyawa orang-orang yang tak bersalah dan meningkatkan resiko konflik yang lebih besar."
Jendral Aywin hanya diam mencoba memikirkan omongan dari sang raja.