Peperangan dan Ambisi: Buku 3. Angin Yang Ternoda Dari Barat

Sicksix
Chapter #21

83. Keruh

Istana Kerajaan Berillan terletak dataran rendah, di mana kemegahannya dapat terlihat dari segala arah. Berbagai macam pahatan indah dan bangunan yang kokoh, jalan setapak yang terbentang melalui taman indah yang dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran. Membuat siapapun akan memuji Istana itu.

Namun, di balik pemandangan menakjubkan itu, terselip sesuatu yang sangat berbeda dari kemegahan yang terpancar dari mata awam. Jauh di bawah fondasi bangunan megah itu, tersembunyi suatu penjara bawah tanah yang terkenal sebagai tempat yang mengerikan, sebuah bayangan yang menari di balik sinar matahari yang terang.

Atmosfer yang suram akan menyapa siapapun yang melangkah ke dalam penjara itu. Kontras nyata dengan keindahan yang dikenal di istana yang menjulang di atas tanah. Udara lembap seolah memeluk setiap penghuni yang melangkah di koridor yang suram dan terasa sangat gelap. Penjara-penjara setengah-lingkaran berdinding batu rapuh yang terasa dingin di setiap sentuhan, seperti belaian dari dunia gelap yang tidak pernah mengenal matahari.

Di antara dinding-dinding batu yang membatasi kebebasan itu, obor kecil bergantung dengan api kecil yang meliuk-liuk, seolah-olah mereka menjadi saksi bisu dalam doa-doa tercekat yang terdengar di dalam hati mereka. Cahaya obor itu membentuk bayangan-bayangan yang tak menentu di dinding dingin. Mereka, seolah menjadi penjaga malam dalam dunia bawah tanah ini, memandu setiap langkah orang-orang yang terkurung di dalamnya.

Bau tak sedap merayap di seluruh ruangan, meracuni udara dan memberikan aroma busuk, seperti kotoran.

Di sudut-sudut tersembunyi penjara itu, suara gemuruh yang samar terdengar, seperti bisikan dari hantu-hantu masa lalu yang terus menerus menghantui. Mungkin itu adalah suara dari tahanan yang kehilangan harapan, atau mungkin juga suara dari dinding batu yang menyimpan penderitaan kelam.

Pintu besi berat itu terbuka dengan derap keras, ketika dua penjaga mengalihkan pemandangan mereka ke dalam ruangan itu. Ruangan itu sepenuhnya gelap, dan hanya sinar remang-remang dari obor yang terbakar lemah yang menerangi sel-selnya.

Penjara bawah tanah itu merupakan perwujudan dari sebuah hukum kerajaan. Para penjahat dan pelaku kriminal akan menjadi korban keganasan dari penjara itu, dipulangkan dengan tubuh yang lemah dan jiwanya hancur akibat kekerasan yang tak terbayangkan, bahkan tak sedikit yang meregang nyawa.

Dalam sel-sel yang rapat, terdengar suara-suara putus asa dan penyesalan. Rintihan mereka terdengar sangat pilu, membuat orang awan akan bergidik ngeri mendengarnya.

Langkah-langkah itu terdengar memantul di lorong-lorong gelap penjara bawah tanah, menciptakan kesan suasana yang terabaikan oleh waktu.

Pintu sel besi berat terbuka perlahan, mengungkapkan sosok yang terbaring di dalam sel rak beralas itu. Sir Roderick, terkepung oleh kegelapan, tatapan mata yang tajam tetap berbinar. Wajahnya terkulai lesu, tampaknya telah melewati berbagai macam penyiksaan, baik fisik maupun mental.

Sir Roderick terkejut saat dua penjaga berpakaian seragam hitam mendatanginya di kamarnya yang suram. Dengan keras mereka mengangkat tubuhnya untuk bangkit dan mengikuti mereka.

"Kalian ... siapa?" Susur Roderick dengan suara serak, hampir tak terdengar. Matanya menerobos keluar dari bayang-bayang kehidupan yang menyekapnya selama ini.

Dua prajurit misterius itu tak menjawab, hanya diam dengan ekspresi tegas. Salah satu prajurit melilitkan sesuatu ketubuhnya, benda itu terasa dingin. Setelah mengenakan rantai besi di sekujur tubuhnya, Sir Roderick diseret keluar dari selnya yang gelap.

Lihat selengkapnya