Perang Badar, The Decisive War

Urip Widodo
Chapter #3

Abdullah bin Jahsy

Surat yang diberikan Rasulullah SAW kepada Abdullah bin Jahsy rupanya masih menyimpan tanda tanya. Bagaimanapun, mereka merasa aneh. Beberapa pasukan Sariyyah yang telah diutus sebelum mereka, semuanya diberi petunjuk secara langsung, ke mana harus bergerak dan kafilah dagang siapa yang harus disergap.


“Apakah kau tahu maksud Rasulullah, mengapa Beliau memberi tugas pada pasukan kita melalui surat? Kenapa tidak secara langsung, seperti kepada pasukan yang dipimpin Hamzah atau yang dipimpin Ubaidah bin Harits?” tanya Suhail bin Baidha’ pada Sa’ad bin Abi Waqash, seraya menaikkan perbekalan yang sudah dikemasnya ke punggung unta.


“Entahlah. Aku pun tidak mengerti. Bahkan aku pun bertanya-tanya, kenapa di ekspedisi ini Rasulullah hanya menunjuk dua belas orang saja? Padahal di ekspedisi-ekspedisi sebelumnya, pasukan yang dikirim tidak pernah kurang dari dua puluh orang?” Sa’ad bin Abi Waqash tidak menjawab, malah mempertanyakan hal lain.


“Kau ragu, dengan dua belas orang kita akan gagal dalam misi ini?”


“Saya tidak pernah meragukan keputusan Rasulullah. Justru, melihat cara Rasulullah memberi tugas dengan jumlah pasukan yang sedikit, saya merasa misi kita ini akan sukses,” tegas Sa’ad bin Abi Waqash.


“Ya, Rasulullah mungkin telah mengevaluasi semua misi sebelumnya. Semua ekspedisi, termasuk yang dipimpin langsung oleh Beliau, tidak ada yang berhasil mencegat kafilah dagang Quraisy,” ujar Suhail bin Baidha’.


“Termasuk penunjukkan Abdullah bin Jahsy sebagai komandan kali ini, tentu melalui pertimbangan tertentu.” Utbah bin Ghazwan tiba-tiba nimbrung seraya mendekati Sa’ad bin Waqash dan membantunya menaikkan perbekalan ke unta. Utbah adalah partner satu unta dengan Sa’ad bin Abi Waqah dalam perjalanan.


“Betul! Dan aku yakin Rasulullah pasti memiliki alasan tertentu sehingga memilih Abdullah bin Jahsy untuk menjadi komandan kali ini,” balas Sa’ad bin Abi Waqash.

Lihat selengkapnya