Di jantung Orbital Nexus, pusat komando Zankokuna yang menjulang di atas orbit planet mereka, suasana tegang menyelimuti ruangan kendali. Para petugas sibuk memperbaiki sistem komunikasi dan keamanan yang terganggu oleh ledakan besar reaktor utama. Namun, di tengah kekacauan itu, satu sosok berdiri tanpa terganggu sedikit pun—Jurokai, pemimpin Zankokuna, menatap dingin ke arah layar holografis besar di depannya.
Gambar-gambar kerusakan akibat serangan pemberontak terus diputar ulang, menampilkan momen ledakan yang menyala terang seperti ejekan. Wajah Jurokai tetap tenang, namun udara di sekitarnya terasa menekan, membawa keheningan yang mencekam.
“Tuan Jurokai,” seorang perwira muda mendekat, suaranya bergetar meski ia mencoba bersikap tegas. “Kami telah mengidentifikasi pelaku serangan. Mereka adalah kelompok pemberontak yang sebelumnya menyerang salah satu fasilitas kita di sektor 9.”
Jurokai mengangguk kecil, memotong tanpa menoleh. “Siapa pemimpin mereka?”
“Seorang bernama Kepeto, Tuan. Mantan kapten dari—”
“Saya tidak butuh biografi,” potong Jurokai dingin. “Berapa jauh mereka sekarang?”
“Masih dalam radius 40 parsec, Tuan. Unit pemburu kami sedang melacak jejak mereka.”
Jurokai perlahan berbalik, menatap langsung ke mata perwira muda itu. “Unit pemburu saja tidak cukup. Panggil armada penyerang. Kirimkan peringatan kepada mereka bahwa tidak ada yang akan lolos kali ini.”
“Tentu, Tuan!” Perwira itu buru-buru pergi, sementara Jurokai kembali menatap layar, kali ini memperbesar gambar Kapten Kepeto.
“Kepeto,” gumamnya, hampir seperti bisikan. “Kau telah memancing kemarahan yang salah.”
---