Semua berawal dari sebuah eksebisi teknologi dan sains di eropa. Pesertanya berasal dari seluruh penjuru dunia, termasuk perusahaan Sabre.
Dengan tema: teknologi dan sains, yang semakin lama semakin bisa mewujudkan apapun yang dibayangkan manusia.
Memang sudah umumnya semua stand berusaha menonjol dengan cara seunik mungkin, yang membuat pengunjung merasa tertarik untuk membeli, memesan produk mereka sebagai perkenalan maupun dalam jumlah besar.
“Keuntungan! Apa lagi sih yang dicari?” Sabre menyapu pandangan sekitar, merasa bangga dengan yang ditampilkan perusahaannya. Terbesar, terunik, dengan teknologi paling tinggi diantara lainnya.
Sudah bisa dipastikan mereka akan mendapat tempat pertama sebagai pembuat produk terbaik di ajang bergengsi ini.
Selain stand perusahaannya, ada satu booth yang menarik perhatiannya, karena di slogan mereka, terbaca: “Rasa, satu-satunya yang tidak bisa disentuh teknologi.”
Sedikit mencemooh dalam hati, Sabre menyadari kakinya melangkah masuk dan mulai melihat-lihat isi produk mereka. Penasaran, dia bertanya pada salah seorang yang bertugas menjaga, “Apakah kalian membuat musik?”
“Betul, tuan,” jawab orang itu sambil mengangkat sebuah headphone bewarna hitam yang bisa dikenakan Sabre jika ingin mencoba mendengarkan.
Namun Sabre hanya mengangguk sopan. Dia sangat pemilih akan apa yang didengarnya.
Pria penjaga itu balas tersenyum.
“Semacam meta musik?” Sabre bertanya lagi ketika dia membaca beberapa brosur yang terletak di meja.
Ada sebaris kata yang ditulis tebal: “Musik yang menyembuhkan.”
“Lebih tepatnya musik jiwa,” jawab penjaga pameran.
Sabre tersenyum kecil. Dalam hati dia berkata, “Haha..apa bedanya? Sama saja dengan berbagai macam merk air mineral, masing-masing mengklaim keunggulan yang beraneka rupa. Tetapi isinya sama saja.”
“Setiap kita adalah pemimpin bagi kerajaan raga,” ujar pria itu tiba-tiba, sambil memberikan gestur ke seluruh tubuhnya dengan brosur dan memberikan beberapa buah pada Sabre yang hanya menatap pria itu dengan alis berkerut. Sabre berpikir pria itu salah menggunakan kosakata. Kepalanya sempat menyimpulkan, diilihat dari aksennya yang masih jelas terdengar, orang itu pasti berasal dari negara di Asia.
“Perkenalkan, saya Han” ujar peri aitu memperkenalkan diri, kemudian langsung melanjutkan, “Pemimpin yang baik, menyadari adanya masalah dalam tiap sel tubuhnya. Dan kaki anda membawa anda untuk datang kemari, tangan anda menuntun untuk menerima ini.”
Dengan patuh, Sabre menerima dan memasukkan brosur itu ke dalam tas kecil hitamnya karena salah satunya tertulis bisa menyembuhkan insomnia. Tangannya seperti diperintah otaknya untuk mengambil apapun yang berhubungan dengan insomnia.
“Otak saya yang memerintahkan tangan dan kaki saya,” jawab Sabre datar.