Perempuan di Keabadian

Kenya Indrasti M
Chapter #7

Bisikan Aneh

Dengan wajah pucat, mereka berlutut, masing-masing memohon belas kasihan.

 

“Ampun.. kami tidak bermaksud mencuri.. ha – hanya... pinjam sebentar..” ujar salah satu dari mereka, menyungkur. Ketika Nael berlari ke arahnya.

 

Yang lainnya bergumam dalam ketakutan, dengan kata-kata yang hampir sama.

 

Kemudian dengan terhuyung, Nael menghampiri Rukaf, pria setengah baya yang matanya selalu berkedip cepat terutama ketika berada dalam tekanan.

 

Dia pun memandang antara jijik dan ngeri ke arah mahluk berlendir itu.

 

“Rukaf.. selamatkan aku.. ambil mahluk terkutuk ini dariku!!” Dengan mata membelalak dan napas tersengal-sengal, Nael berkata.

 

Rukaf menggelengkan kepalanya dengan keras.

 

“Sial! Rukaf! Atau kita semua akan mati!!” Nael berbisik dengan tubuh berguncang.

 

Semerta-merta Rukaf mendorong Nael dengan sekuat tenaga dan berlari ke arah peti harta karun itu.

 

Dia mengambil jaket kulitnya, tergesa memasukkan isi peti dan membungkusnya.

 

Tiba-tiba terdengar ledakan timah panas, disusul suara benda jatuh diatas tumpukan harta itu, mengeluarkan bunyi seperti agar-agar di atas emas yang bergemerincing.

 

Kemudian Nael berteriak lantang, “Brengsek!! Jadi, kamu akan kabur bersama harta karun dan membiarkan aku mati disini bersama mahluk terkutuk itu?! Seharusnya aku tahu sejak awal. Kamu tidak pernah berubah!” Mata Nael melotot nyalang ke arah Rukaf.

 

Rukaf terkejut dan segera mengubah ekspresi wajahnya.

 

“Ahhh.. Nael.. apakah kamu baik-baik saja?” Nada suaranya terdengar penuh perhatian.

 

“Kenapa? Apa kamu lebih suka aku mati disengat makhluk tadi, agar kamu sendiri bisa menguasai semua harta itu?!” Nael menjawab sinis.

 

“J-jadi mahluk apa itu tadi?” satu persatu anggota Rukaf bertanya panik.

 

“Memalukan sekali, kalian takut pada bahan untuk membuat agar-agar!” ujar Nael.

 

“Tapi... mahluk itu tidak terlihat seperti rumput laut atau apapun yang bisa dimakan..?” yang lain memprotes.

 

“Apa yang kamu pikirkan, itulah yang kamu lihat.” Jawab Nael singkat.

 

Nael menggagas untuk membuat rumor agar penduduk sekitar danau menerima mitos yang mereka sebarkan; namun ternyata hal itu juga bisa membuat pikiran anggota tim yang menyebarkan berita itu pun nyaris percaya akan kebohongan yang mereka katakan sendiri.

 

“Tapi..tapi.. “ satu persatu mereka merasa ingin membela diri.

 

“Kendalikan pikiranmu. Bukan sebaliknya!” Nael segera berpaling pada Rukaf yang terlihat salah tingkah.

 

“Nael, anakku.. . Aku bisa menjelaskannya..” Rukaf mengembalikan apa yang dia ambil, ke dalam peti dengan terburu-buru.

Lihat selengkapnya