Perempuan di Keabadian

Kenya Indrasti M
Chapter #8

Mitos Danau Purba

"Makhluk seram yang tinggal disana akan menarik kaki kalian dan menyeretnya ke dalam."

 

Nael mendengus,"Tentu saja, itu karena arus bawah danau yang dalam itu. Dan arus semakin kuat ketika purnama. Seperti malam ini."

 

"Pasti rumor makhluk seram itu ditiupkan oleh orang-orang yang meletakkan harta karun disana. Ide yang brilian.." pikir Nael saat pertama kali mendengarnya.

 

"Kita bisa membangun suasana, memanfaatkan apa yang sudah ada. Jangankan legenda yang disebar secara turun temurun, sebuah sejarah pun ditulis berdasarkan sebuah kepentingan," Nael tertawa kecil, memikirkan sebuah ide.

 

Maka sebelum Nael memulai ekspedisinya, dia memerintahkan anak-anak buahnya untuk menebar kembali cerita-cerita yang mendukung pergerakan mereka nantinya.

 

Mereka juga membuat bunyi-bunyian dan suara misterius yang terdengar di waktu-waktu yang mereka perkirakan akan menjadi saat untuk 'bergerak'; membuka jalan, memburu harta karun.

 

Lalu, ditambah dengan menyebar cerita. Bahwa setiap satu abad sekali, mahluk penghuni danau itu akan menghimpun kekuatan dan mencari korban yang mendekati danau itu.

 

Pesan penutupnya: jangan keluar rumah selepas senja ketika purnama, atau ketika mendengar suara-suara aneh.

Yang tentu saja sengaja diputar oleh kelompok Nael dengan pengeras suara canggih mereka.

 

Mereka membuat gambaran sosok penghuni danau itu, sebagai mahluk yang tidak spesifik. Misterius.

 

Itu adalah kunci untuk membuat sesuatu terkesan semakin seram, bukan?

 

Tidak dijelaskan, laki-laki atau perempuan. Hanya sosok dengan mata yang memiliki kekuatan menghipnotis.

 

Siapapun yang melihat matanya, akan mengikuti apapun perintah mahluk itu. Sekalipun untuk masuk ke dalam danau.

 

Sepertinya cara itu berhasil dengan gemilang, terbukti selama mereka bekerja, tidak ada satupun halangan yang merintangi.

 

Selepas senja, semua penduduk berada dalam jarak aman dari danau. Duduk tenang dalam rumahnya masing-masing.

 

Sedangkan Nael dan kelompoknya mencoba mengeruk harta terpendam tak jauh dari hidung mereka.

 

***

Kali ini Sabre terbangun dengan perlahan, seperti tidak ada yang janggal. Mungkin karena dia berangkat tidur dengan bersiap menerima semua keanehan mimpi itu sebagai sesuatu yang memang harus diterimanya.

 

Lihat selengkapnya