“Ngomong-ngomong, mana ya panggilan telepon ke perusahaan produksi musik itu?” gumam Sabre, kemudian berkata lantang, “Cek kembali sambungan telepon dengan Perjalanan ke Dalam Diri, Inc.”
Bunyi bip terdengar tiga kali, sebuah pesan terbaca di layar.
“Bre, asisten lo udah ngasitau, tersambung sekitar tiga menit lalu, lo mau terima atau nggak?” Wilma membacakan tulisan itu keras-keras.
“Sial, gak kedengeran!” Sabre menggerutu.
“Bukan gak kedengeran, tapi ga kebaca. Lagian kenapa sih lo bikin senyap asisten robot lo? Mending suruh ngomong, ada suaranya.” Wilma mengamati ekspresi Sabre.
“Gue males, kalo harus kebiasaan ngomong sama robot,” Sabre menanggapi dan kembali memberi perintah, “Hubungi kembali!”
Tidak berapa lama, sambungan terhubung.
“Selamat pagi, saya Sabre.”
“Tuan Sabre, ada yang bisa kami bantu?”
“Saya mengalami kejadian aneh ketika mendengarkan musik yang disarankan oleh Nona Freya pada pameran Teknologi dan sains di Eropa. Saya bisa melihat visual dan mendengarkan suara yang ada dalam mimpi saya terus terbawa bahkan ketika saya dalam keadaan sadar, terbangun.”
“Oh, selamat, tuan!” jawab suara di seberang telepon.
“Selamat? Saya yakin hal ini akan bisa mengganggu aktivitas keseharian saya, bukan sesuatu untuk diberi ucapan selamat!” Sabre sedikit meradang.
“Maaf tuan, akan saya jelaskan sedikit. Selamat, anda telah memasuki pintu dimulainya perjalanan ke dalam diri anda.”
“Apa anda bisa mendengar saya dengan baik? Bagaimana dengan kehidupan saya yang terganggu?”
“Kami akan memberikan penawarnya, tuan. Segera setelah ini akan kami proses pengirimannya.”
“Baik, saya tunggu. Terima kasih.”
“Penawar katanya tadi?” Wilma berkomentar, “Mereka gak bilang bentuknya apa?”
Sabre menggedikkan bahu, “Gue lebih suka kejutan.”
***
Sabre memberikan alamat kantornya untuk menerima penawar yang dijanjikan oleh perusahaan musik itu dua hari yang lalu.
“Pak, ada kiriman dari luar negeri, tidak ada alamat, hanya tertulis “Penawar.. dan nomor telepon,” Juni berdiri di balik meja sambil mengangkat bingkisan dengan bentuk yang dikenalnya, bulat oval dengan titik di tengahnya.
“Sel,” gumam Sabre.
“Sel apa ya pak?” sekretarisnya terlihat sedikit bingung.