Perempuan di Keabadian

Kenya Indrasti M
Chapter #25

Peri Hutan

“Baiklah, aku melihat masa kecil Nael. Dan mungkin Tara dan Nael berada dalam kereta yang sama di malam itu. Rukaf menelantarkan Tara, membiarkannya jatuh berguling ke tabing, tapi dia menyelamatkan Nael dan membesarkannya. Rosela, istri yang diterlantarkan hingga habis kesabarannya menghadapi Rukaf,” Sabre berkata dalam hati.

 

Putaran cerita tadi berhenti, berganti dengan kisah yang lain.

Sabre mengenal fragmen situasi yang satu ini, dia pernah melihatnya dalam mimpi.

 

Rukaf menggenggam tongkat itu dan berjengit ketakutan, ”Astaga!”

Nael menatapnya heran.

“Menyengat! Tongkat itu menyengat tanganku! Terkutuk! Tongkat itu dikutuk!” Rukaf melemparkannya dengan ketakutan.

 

Nael menggenggam tongkat itu dan perlahan mendengar bisikan.

 

Ini adalah awal dari munculnya bisikan di telingaku, Pikir Sabre.

 

***

 

Nael adalah seorang yang disegani karena pengetahuan dan rahasia-rahasia kelam yang dipegangnya, termasuk rahasia para ilmuwan yang terus bekerja, menemukan teknologi seratus bahkan seribu langkah lebih maju dibandingkan yang diketahui umum. Yang jika semua dibuka untuk masyarakat luas, kehidupan bisa cepat hancur.

Pemimpin para ilmuwan yang bekerja secara rahasia ini, beberapa adalah teman Nael. Atau lebih tepatnya, Nael mengunci beberapa rahasia mereka. Tapi tidak ada satupun dari semua ilmuwan yang dikenalnya mampu meredakan suara bisikan di telinga Nael ataupun mengetahui informasi mengenai tongkat kuno itu.

 

“Sesuatu yang kuno, sebaiknya dicari dengan cara yang kuno juga,” salah satu ilmuwan itu menyarankan. Akhirnya Nael pun menemukan sebuah desa purba yang terisolasi dari kehidupan yang bergerak cepat. Konon di desa itu tinggal para pembaca alam; alam, induk dari segala ilmu; versi berbeda dari ilmuwan, yang identik dengan kemajuan peradaban.

Dalam perjalanannya ke desa terpencil itu, dia melihat toko sepatu yang ramai di kota terakhir yang akan dia lewati.

“Apa yang mereka jual? Kenapa ramai sekali?” Tanya Nael pada seorang penjual gulali yang berada di depan toko itu.

“Bukan karena apa yang mereka jual, tetapi kedatangan seorang pembeli yang menarik hati lah, yang membuat keramaian ini,” penjual gulali itu teresnyum lebar, “Aku membuatkan sesuatu yang istimewa untuk gadis itu,”

“Seperti apa rupanya?” Nael bertanya sopan.

Lihat selengkapnya