Keheningan, yang membuat Sabre membuka matanya, duduk dengan tegak dan terdiam.
Dia memahami sesuatu, dan hal itu masih terlalu absurd baginya.
Freya tidak berkata apa-apa, lebih memilih Sabre mengendapkan segala emosi yang tengah bergejolak dalam pikirannya sekarang.
“Pria pencari harta karun yang ada dalam mimpiku dan mendengar bisikan di telinganya ... itu ... aku ...”
Dengan kalimat terpatah, Sabre akhirnya bisa membahasakan keterkejutannya.
“Nael ... dulu namaku Nael.”
Kemudian dia memandang Freya sangat lama, “Dan kamu ... pada masa yang lampau - adalah Tara.”
Perempuan dengan rambut panjang bergelombang di depannya mengangguk.
“Sama indahnya, hanya rambutmu dulu lurus dan ringan,” Nael mengamati Freya dan mengingat apa yang baru saja dilihatnya.
Freya tertawa, “Hal itu membekas di ingatanmu?” mengingat sangat lama Sabre terdiam, kalimat tentang rambutnya membuat Freya tak mampu menyangkal perasaan tersanjung.
“Sejak kapan kamu mengetahuinya?” tanya Sabre.
“Lama sekali. Aku dilahirkan dengan pintu kehidupan masa lalu yang terbuka, aku mengingat semuanya.”
“Bagaimana rasanya hidup dengan ingatan kehidupan lalu yang masih melekat?”
“Kadang aku merasa tersiksa, putus asa menunggumu.”
“Apakah aku pernah berjanji akan datang padamu?”
Freya mengangguk.
“Bukankan rasanya tidak adil, hanya kamu yang mengingatnya? Kenapa tidak denganku? Kenapa ingatanku terhapus ketika lahir?”
Freya menggeleng, “Perhitungan semesta yang mengatur semua. Setiap jiwa membawa serta apa yang telah dia perbuat di kehidupannya, ketika kerajaannya hancur - dengan kata lain tubuhnya terurai kembali ke alam.”
“Dimana kita membawanya? Kita sudah tidak memiliki energi kehidupan, sehingga tidak dapat berpikir, bukan?"
“Dalam untaian kromosom, ada kode-kode yang menentukan kita akan terlahir kembali kapan, dimana, dalam bentuk apa.”
“Aku pikir, kita hanya akan terbang ke langit setelah mati, dan hidup disana.”
“Menurutku, manusia mati karena sudah terputusnya koneksi antara jiwa, raga dan energi hidupnya. Energi hidup akan tetap ada, selamanya dalam tiap bentuk yang ada di alam semesta ini.”
“Terputus koneksi seperti sekring listrik?” Sabre tersenyum
“Yang punya masa berlaku,” sambung Freya.
“Sesuatu yang masuk logika lebih bisa kuyakini, meskipun aku tidak bisa memaksa pikiran individu yang memang belum saatnya sampai untuk mengerti semua ini. Satu yang penting, jangan memberitahukan tentang siapa dirimu di masa lalu pada orang yang tidak menunjukkan tanda apapun.”
“Kenapa?”
“Singkatnya, mereka tidak akan percaya. Dan itu tidak baik untuk catatan perjalanan jiwamu.”
“Lalu apa yang akan terjadi pada hidup kita? Apakah kamu bisa membaca prediksi masa depan?”
“Ya dan tidak,” jawab Freya, “Jika kamu akhirnya nanti mengerti bahwa semua ini adalah siklus yang berulang, maka tidak ada kematian, hanya ada pengulangan. Bumi ini sudah lama tercipta, dan tidak ada hal baru di bawah matahari, kamu bisa membuat ramalan apa yang akan terjadi, dari pola yang telah ada. Karena sejak dahulu akan seperti itu aturannya. Misalnya, orang yang menelantarkan, di masa depan akan diterlantarkan. Hukum semacam itu”
“Tapi ada juga yang tidak sesederhana itu,” tukas Sabre, “Seperti, kenapa seseorang sudah mengusahakan segalanya sekuat tenaga tapi tetap tidak mendapatkan yang dia inginkan?”