Perempuan Ilalang

Mira Pasolong
Chapter #33

Bab 33. Serangan Jantung

Ibu Kin dinyatakan terkena serangan jantung. Untung belum terlambat dibawa ke rumah sakit. Sejak tadi Rina berulang kali menghubungi Sa dan Kin, tapi belum ada yang tersambung. HP Sa tidak aktif, sementara Kin tidak menjawab panggilannya. Rina kalut, antara mencemaskan ibunya dan memikirkan masalah rumah tangga kakaknya.

“Halo…halo, Kak. Kakak segera ke Makassar. Ibu masuk rumah sakit.” Akhirnya Kin mengangkat HP-nya setelah dihubungi berkali-kali. Kin terlonjak kaget. Ia segera meminta Rala mengantarnya ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan Kin gelisah. Sepintas Rina menjelaskan penyebab sakit ibunya. Karena seorang perempuan yang mengaku sebagai istri Kin.

       “Lili nekat. Ia membuktikan ancamannya.” Kin menjambak rambutnya dengan geram. Rala yang sedang menyetir di sampingnya kaget.

       “Waduh… gawat. Kalau Sa tahu, semuanya akan berantakan.” Rala tak kalah bingung.     “Telepon Sa sekarang, Kak. Kasih tahu keadaan Ibu. Pasti ia datang,” usul Rala.

“Apa ia akan percaya begitu saja? Apakah tidak dianggap ini hanya modus?”

“Coba saja. Atau biar saya yang hubungi.” Tanpa menunggu jawaban Kin, Rala segera mengirim pesan kepada Sa. 

“Kak, kalau Sa datang, maka saya yakin, kalian akan kembali bersama.”

“Tapi kalau dia tahu apa yang dilakukan Lili, ia pasti tidak mau datang.” Kin ragu.

“Saya berpikir sebaliknya. Yang diutamakan Sa adalah Ibu. Mengetahui Ibu sakit, ia pasti kalang kabut dan segera ke Makassar. Kita liat saja nanti.” Rala yakin, bahkan sangat yakin, sakit hati Sa pada Lili tidaklah ada artinya dibanding kekuatirannya pada Ibu Kin. 

***

Serentetan pesan masuk ke inbox, kala Sa menyalakan HP-nya. Pesan dari Rala, dan juga Rina. Pesan senada, ibu mertuanya sedang di rumah sakit dan ia diminta datang. Ia bergegas membereskan pakaiannya, sambil membiarkan tanya menggantung di hatinya. Mengapa bukan Kin yang menghubunginya? Atau jangan-jangan Kin tidak sedang di rumah orang tuanya?

“Besok pagi saya ke Makassar.” Sa membalas SMS Rala dan Rina. 

Pikiran Sa fokus pada ibu mertuanya. Ia berharap, perempuan penyayang itu hanya kelelahan selama persiapan aqiqah cucunya. Tak ada sama sekali bayangan negatif di kepala Sa.

Sementara Lili melenggang bak juara. Ia semakin nekat. Tidak malu menyusul ke rumah sakit. Untunglah Nandi melihatnya sebelum sempat membuka pintu kamar perawatan. Segera Nandi menyuruhnya pergi. 

Lihat selengkapnya