Di manapun berada, Abdullah sebagai seorang pemimpin Pesantren Cahaya Kebenaran sangat disegani. Para jamaah selalu menyapa dan mencium tangan ketika berpas-pasan. Para jamaah percaya bahwa berinteraksi dengan seorang ahli ilmu dan ahli ibadah seperti Abdullah itu bisa membawa keberkahan dalam hidupnya. Tak jarang ketika Abdullah diundang untuk mengisi acara pengajian, seusai acara para jamaah selalu mengantri untuk bisa meminta doa dan juga nasihat dari Abdullah. Lalu para jamaah akan menunggu kepulangan Abdullah dan kemudian berebut makanan dan minuman sisa Abdullah. Bahkan sisa puntung rokok yang sebelumnya dibakar oleh Abdullah yang menyisahkan basah ludah Abdullah pun diperebutkan. Hal itu dilakukan dengan harapan supaya mereka bisa mendapat luberan berkah dan kemuliaan dari seorang sosok yang dihormatinya, Abdullah.
Para jamaah sangat mengasihi Abdullah. Mereka mengasihi seorang gurunya melebihi keluarganya sendiri. Bagi mereka seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya di akhirat, mereka kelak akan berkumpul dengan Abdullah. Sebagai bukti cinta para jamaah, wajah tampan Abdullah sebagai seorang Mursyid banyak diabadikan untuk dicetak dalam sebuah bingkai figora di setiap ruang tamu rumah dengan menggunakan baju putih, sorban putih dan berkopyah hitam. Di sepanjang jalan juga ditemui banyak foto disertai petuah-petuah bijak yang disampaikan oleh Abdullah dalam berbagai pengajiannya, baik gambar di belakang truck maupun pada papan reklame di jalan raya. Tak hanya itu, video ceramah Abdullah juga banyak berseliweran di sosial media.
Di Jombang, Abdullah dianggap sebagai seorang ulama sepuh yang mempunyai banyak kesaktian dan karomah. Meskipun banyak pesantren besar dan para tokoh agama, tetapi Abdullah mempunyai ruang di hati banyak jamaah. Kemashuran yang luar biasa membuat para jamaah meyakini bahwa Abdullah memang sosok mujadid (pembaharu islam) pada abad 21 ini. Segala petuahnya sangat bijak dan sesuai kondisi sosial masyarakat yang sedang mengalami banyak krisis dan kegalauan dalam menjalani kehidupan dunia.
Dalam kesehariannya. Abdullah mempunyai daya tarik yang sangat luar biasa. Para masyarakat awam di desa seringkali datang ke pesantren untuk minta doa untuk supaya diberikan kemudahan dalam usaha, kesehatan dan berbagai permasalahan hidupnya. Kemashuran Abdullah juga menjadi daya tarik bagi para pejabat pemerintah untuk meminta doa dalam berbagai hajat dan berbagai permasalahan hidupnya. Pada musim pesta politik berbagai calon kepala desa, calon camat, calon bupati, calon gubernur, calon legislatif DPR untuk meminta doa restu dalam pencalonannya.
Para calon presiden dan wakil presiden pun banyak yang minta doa dan restu kepada Abdullah. Mereka rela jauh pergi dari Jakarta ke Jombang hanya untuk sekedar bertemu dan meminta restu Abdullah. Mereka rela untuk menunggu waktu luang Abdullah agar bisa ditemui. Tak jarang hingga mereka menunggu berhari-hari bahkan berbulan-bulan menyesuaikan jadwal Abdullah. Para calon presiden dan wakil presiden ini meyakini bahwa Abdullah ini mempunyai berbagai keutamaan, yang setiap doanya selalu dikabulkan oleh Allah. Selain itu, para calon presiden ini berkunjung kepada Abdullah juga untuk menarik simpati para jamaah pesantren Cahaya Kebenaran yang jumlahnya jutaan.
Para calon presiden dan wakil presiden berharap nantinya para jamaah bisa memberi dukungan kepada calon pemimpin tersebut. selebihnya banyaknya calon pemimpin negeri ini bershilaturahmi ke pesantren Cahaya Kebenaran ini tak lain supaya bisa kelihatan sebagai seorang pemimpin yang nasionalis dan juga agamis. Maka tak salah, jika para calon pemimpin ini jika berkunjung ke pesantren selalu membawa para wartawan, agar kunjungannya bisa masuk berita televisi, koran maupun berbagai sosial media.
Pada kesempatan itu, Abdullah tak hanya menerima tamu dengan tangan kosong. Ia juga mendapatkan uang untuk program pembangunan pesantren. Ia merasa dalam momen tersebut adalah momen yang saling menguntungkan satu sama lain. Abdullah mendapat bantuan pendanaan dan kunjungan para pejabat yang diliput media bisa membuat nama pesantren semakin mashur, sementara para pejabat bisa terlihat menjadi sosok religius di hadapan masyarakat yang akan memilih dalam Pemilu, sehingga bisa terlihat sebagai seorang yang baik dan layak memimpin negeri.
Dalam setiap pengajian umum yang diselenggarakan. Pesantren Cahaya Kebenaran selalu ramai dipenuhi jamaah dari berbagai daerah di Indonesia. Banyak orang berusaha sebisa mungkin untuk hadir langsung di Jombang, mengharap menerima ilmu dari Abdullah. Tak heran jika seringkali jalanan jombang sangat macet. Banyak jamaah dari luar kota. Para polisi mengamankan jalan, bahkan saking macetnya jalan utama yang menghubungkan kota Jombang dan kota Lamongan ditutup, dan dialihkan lewat jalur Surabaya yang jaraknya sangat jauh. Dalam setiap pengajian umum ini semua santri dan semua simpatisan dari penjuru Nusantara datang berkumpul di pesantren Cahaya Kebenaran, apapun latar belakangnya, bercampur jadi satu mendengarkan berbagai ceramah yang disampaikan oleh Abdullah dan juga berdoa bersama.
Dalam setiap pengajian umum, Abdullah tidak pernah lupa untuk selalu mengingatkan para jamaah tentang hakikat manusia. Hal pokok yang mempengaruhi berbagai hal dalam kehidupan setiap manusia, ketika seorang manusia itu lupa hal tersebut, maka bagi Abdullah seorang manusia itu dalam keadaan bahaya, setiap manusia harus mengetahui siapakah manusia, dari mana manusia ada, kemana manusia akan pergi, untuk apa manusia ada di dunia, dengan hal tersebut seorang manusia yang mengerti siapa sesungguhnya seorang manusia.
“Seorang yang mengerti akan dirinya maka ia akan mengerti akan Tuhannya.” Hal tersebut adalah sebuah ajaran luhur yang diajarkan oleh Abdullah yang dikutip dari sebuah hadis nabi Muhammad SAW. Yang membuat banyak orang tertarik untuk berguru kepada Abdullah, melakukan baiat[1] dan resmi menjadi anggota pesantren Cahaya kebenaran. Para santri-santrinya sadar bahwa banyak sekali pemuka agama yang ada di Indonesia, tapi belum menemui sosok yang seperti Abdullah, mendalami syariat, tarekat dan hakikat. Abdullah diyakini sebagai satu-satunya ulama yang mempunyai gelar mursyid, seorang pimpinan tarekat yang bisa menjadi guru petunjuk ruhani untuk mendekatkan diri pada Allah.
Berbeda dari pengajian umum. Setiap pertengahan bulan hijriyah, bulan bersinar lebih terang dari biasanya, masyarakat wilayah Jawa Timur menyebutnya padhang bulan. Pada saat itu Abdullah membuka sebuah pengajian yang berbicara ajaran luhur yang bersifat khusus, khusus hanya boleh disampaikan Abdullah kepada siapa saja yang sudah baiat, dan biasa mengamalkan dzikir tarekat Sufiyah sehari-hari. Jika belum baiat dan tidak pernah berdzikir maka tidak bisa mengikuti pengajian tersebut. Abdullah khawatir jika menyampaikan kepada siapa saja yang belum baiat dan jarang berdzikir, akan ada suatu bahaya, yang mana sebagai seorang ulama harus bertanggungjawab akan adanya bahaya itu.