Perempuan Rantau

Kikiiut
Chapter #10

Chapter #10 Penggerebekan

Hong Kong, Maret 2021

 

Sejak mengenal Niranda, hidupku jadi lebih berwarna. Bukan aku yang mengenal dunia, tetapi dunialah yang mengenalku. Aku mulai mempunyai teman di club. Niranda melarangku untuk menjawab pertanyaan para lelaki, maka dari itu, aku mulai dikenal oleh beberapa pelanggan wanita.

Contohnya Belle, seorang wanita dari Filipina. Di Hong Kong, dia juga bekerja seperti aku. Meski bahasa Inggrisku masih sangat minim, tetapi Belle bisa berkomunikasi denganku. Kutahu terkadang dia sedikit kesusahan, hingga David ikut membantu menerjemahkan ketika aku hanya bisa menjawab dengan bahasa kantonis.

Tak banyak pekerja Filipina yang bisa berbahasa kantonis, karena sebagian besar dari mereka selalu menggunakan bahasa Inggris untuk kegiatan sehari-hari. Setelah aku megenal David, makanya aku heran mengapa David bisa fasih berbahasa kantonis padahal dia berasal dari Vietnam. Namun, dengan adanya dia saat aku ditinggal oleh Niranda, sedikit membuatku lega.

Hanya sebentar biasanya aku berbincang dengan Belle, jika pacarnya yang orang India itu datang, dia sudah sibuk mojok berduaan. Pernah suatu ketika Belle tiba-tiba memanggil temannya yang dari Bangladesh, dia berusaha untuk mengenalkanku pada lelaki berkulit hitam dan tinggi tersebut. Meski sedikit ragu, aku pun menanggapinya, hingga tahu-tahu Niranda sudah ada di belakangku lalu menarikku pergi dari sana.

Awalnya aku sangat kesal dengan perilaku Niranda, tetapi memarahinya pun tak akan membuatnya tersinggung. Entah hatinya terbuat dari apa, tetapi dia selalu baik padaku hingga membuatku tak bisa memsuhinya. Setidaknya, Niranda tak melarangku untuk mengobrol dengan Belle dan teman-teman wanitanya, jadi aku tak merasa sendiri di saat David tengah sibuk dengan botol-botol beraroma menyengat itu. Atau terkadang, aku akan mengalihkan dengan melirik Niranda di saat dia asyik dengan teman-temannya sendiri.

Meski aku merasa sudah semakin dekat dengan perempuan dari timur itu, aku ragu untuk bertanya menganai hubungannya dengan bule-bule itu. Lagi pula, status pacaran yang kutebak harus berulang kali terpatahkan saat tak hanya satu bule yang mendekati Niranda. Terkadang, dalam hati aku merasa iri dengannya. Mengapa dia melarangku untuk menanggapi sapaan para pengunjung pria? Sementara dia, selalu mendapat banyak perhatian di saat pelanggan lelaki menyapanya, apalagi jika itu bule-bule tampan yang mirip Brad Pitt itu.

Tatapan kekesalanku teralihkan saat ponselku berbunyi.

 

Tika : Maaf baru bales, Ris. Maaf ya, aku ndak bisa ketemu kamu. Liburku hari Sabtu, Minggu kemarin bisa ketemu karena emang majikanku lagi pergi liburan ke Thailand.

 

Akhirnya Tika membalas pesan yang sudah kukirim padanya sejak hari Kamis lalu. Tak mengapa dia tak bisa libur denganku, aku tahu bahwa hari liburnya tak sama seperti aku. Aku menghubunginya karena aku khawatir dia akan kembali melakukan hal hina itu. Aku tahu mungkin ketakutanku berlebihan, tetapi aku tak ingin hubunganku dengan Tika sama seperti aku dan Linda.

Aku tak membalas pesannya, kumasukkan ponselku ke dalam tas. Saat kudongakkan kepalaku, aku dikagetkan oleh tatapan David. Lelaki itu bisa membuatku dimabuk kepayang. Aku meraba tas untuk mencari masker, barang kali benda itu bisa menutupi wajahku yang sudah merah padam. Namun, tahu-tahu David sudah ada di sampingku.

Dia menarik kursi lalu mendudukinya. “Mau mencoba?” tawarnya menyodorkan segelas minuman kepadaku.

Aku pun menggeser gelasku yang berisi Coca-Cola. “Ini sudah cukup,” kataku lirih.

David tersenyum. Kulihat memang pengunjung tak terlalu ramai. Di belakang meja hanya ada 2 teman David yang sedang melayani pelanggan. Mungkin David sedang istirahat saat itu.

Dari perbincangan-perbincangan singkat itu, David dan aku bertukar nomor telepon. Sejak saat itu, kami melanjutkan obrolan di dalam voice note. Atau terkadang kami memakai bahasa Inggris, darinya aku tergerak untuk belajar bahasa asing. Meski hanya lewat google translate, setidaknya itu cukup membantu.

Semakin kami dekat, baru kutahu bahwa David adalah seorang duda anak 1. Mantan istrinya adalah orang Hong Kong. Rupanya, David sudah tinggal di Hong Kong selama belasan tahun.

Suatu ketika, David hendak mengajakku pergi libur keluar club. Katanya Minggu depan dia sedang mengambil hari libur. Saat itu aku terdiam memikirkan jawabanku. Aku berpikir sepertinya aku harus menerima ajakannya. Mungkin ini adalah awal perjalanan asmaraku yang baru? Tak salah juga kan kalau aku menjalin hubungan dengan orang dari luar negeri? Melihat lingkup pertemanan Niranda dengan orang asing membuatku terpacu.

Belum sempat mengirim balasan kepada David, chat dari Niranda sudah datang mendahului.

Lihat selengkapnya