1
Suara Bapak
BRUK BRUK BRUKKK
“Saliha!!!”
Suara Bapak membuat jantungku berdebar; pikiranku menjadi buyar. Suara Bapak terdengar menggelegar.
Gedoran pintu terdengar semakin keras. Aku bersembunyi di kamar. Pada ruangan tanpa cahaya, kututup telinga agar tak lagi mendengar.
“Saliha! Cepat keluar! Jangan bikin Bapak marah!!!”
Suara Bapak masih terdengar. Tanganku tak mampu menahan gelombang suara yang masuk ke gendang telinga. Kata-kata yang keluar dari mulut Bapak menusuk memekakkan telinga.
Bapak selalu marah. Suaranya selalu keras dan mengandung amarah. Seolah, amarah selalu bisa menyelesaikan masalah.
BRUK BRUK BRUKKK
Kutarik napas dengan dalam. Jantungku berpacu dengan kencang seperti akan menghadapi perang. Pikiranku masih buyar. Suara Bapak membuat suasana semakin mencekam.