Perempuan Sunyi

Bait Noor
Chapter #7

Perang Batin

Chapter 7

Perang Batin

 

Ruangan kerja terasa berbeda. Menyapa beberapa teman yang berpapasan di koridor menuju ruangan, perasaanku masih tetap sunyi dan sepi. Kulewati ruang call center tempat para agent telemarketing menjual produk asuransi. Sementara itu, ruang penjamin kualitas atau QA (Quality Assurance) berada di sudut ruangan yang berisikan hanya lima orang; Bang Richard sebagai Team Leader, Monik, Dirga, Riska, dan aku yang bertugas melakukan monitoring atau penilaian kinerja para agent telemarketing. Aku dan Monik duduk bersebelahan, sementara Dirga dan Riska meja kubikalnya saling berseberangan.

Segera setelah briefing pagi, aku meminta waktu kepada Bang Richard untuk berbicara empat mata. Aku dan Bang Richard lantas memasuki ruang meeting yang berada di luar ruang call center.

“Sorry ya, Bang, gue ngajak lo, ngomong pagi-pagi ....”

Wajah Bang Richard tampak cerah. Senyumnya selalu sumringah seperti biasanya. Pembawaannya yang hangat dan ceria, membuat suasana kerja selalu bahagia.

“Iya, memangnya ada apa?”

“Gue pengen ambil jatah cuti tahunan gue Bang, bisa, khan?”

“Bisa. Berapa hari?”

“Seminggu, Bang.”

“Seminggu? Lo mau nikah?!” tanya Bang Richard terperanjat.

Nada suaranya seperti meledekku. Bola matanya membulat seperti mau meloncat.

“Gue udah nikah, Bang ....”

“HAHHH?!!” Bola mata Bang Richard semakin membulat. Ia semakin terperanjat Seriusan, lo, udah nikah?!!”

Bang Richard geleng-geleng kepala. Barangkali ia tidak akan pernah berpikir bahwa aku akan memberi kabar ini.

“Lo, nikah sama Satria?!” tebak Bang Richard sekenanya.

“Bukan, Bang ....”

“Terus? Sama siapa?! Satria gimana? Bukannya, lo pacaran sama dia?!”

Kuhela napas dengan berat. Untuk urusan pribadi, Bang Richard suka kepo sendiri.

“Gue nggak pacaran sama Satria. Gue ....”

“Lha, bukannya tiap hari lo berdua kencan ... hehehe ....”

Bang Richard memang suka kebablasan kalau bahas urursan pribadi orang. Meski begitu, ia selalu bersikap profesional jika menyangkut urusan pekerjaan.

“Gue nikahnya sama orang lain, Bang. Satria, khan cuma temen jalan ....”

Lihat selengkapnya