Perempuan Sunyi

Bait Noor
Chapter #14

Keputusan

Chapter 14

Keputusan

 

Bang Richard berjalan cepat. Ia mendahului langkah kakiku dan Monik yang berjalan santai dibelakangnya. Gedung tempat kami bekerja berada di seberang Mall Teras Kota. Hanya melalui jembatan penyebrangan, kami berjalan kaki menuju ke sana.

“Buruan ih, gue udah nggak tahan, nih .....”

Bang Richard melambaikan tangannya. Ia meminta kami jalan lebih cepat menyusul langkahnya.

“LO, KELAPERAN, BANG?” Monik berceloteh. Dari kejauhan suara Monik menggelegar. Bang Richard membalas tak jauh lebih menggelegar dari Monik.

“GUE PENGEN RUMPI! CEPETAN, AYO!!!!”

Aku dan Monik tertawa. Kami berlari mengejar Bang Richard yang sudah sampai di depan pintu masuk.

“Makan apa nih , kita? Bakso aja, yuk, Bang?!” ajak Monik kepada Bang Richard. Monik sekarang memimpin jalan di depan.

“Cepet deh, pesen. Bebas, gue yang traktir!” ucap Bang Richard dengan wajah sumringah. Hari ini suasana hati Bang Richard sepertinya sedang baik.

“Beneran, Bang, lo yang traktir?” tanya Monik memastikan.

“Iya. Makan sepuasnya!”

“Beneran, Bang?” tanya Monik memastikan lagi.

“IYAAAA. BAWEL BANGET SIH, LO!” ujar Bang Richard berteriak.

Monik kemudian sibuk memilih menu makanan. Sementara Bang Richard langsung duduk mepet di sebelahku. Ia langsung memintaku bercerita.

“Jadi gimana Saliha. Lo terima pernikahan itu?”

Aku menggelengkan kepala. Seketika Bang Richard memanyunkan bibirnya lima senti.

“Kenapa? Lo nggak suka sama cowok itu?”

Aku menganggukkan kepala. Tersenyum miris kepada Bang Richard.

“Terus, jadinya gimana?”

“Gue mau nuntut cerai, Bang!”

“GILA, LO! Nikah aja nggak, tau-tau lo minta cerai! Pusing pala gue jadinya!!!”

“Kenapa, Bang?” Monik menimpali. Ia duduk berhadapan denganku dan Bang Richard. Karena badannya besar, ia duduk sendirian di bangku panjang.

“Itu, si Saliha mau minta cerai. Heran gue, dia kagak nikah, tapi mau cerai. Apa kabar dunia? Udah gila kayanya!"

Monik tertawa. Aku pun ikut tertawa. Meski hatiku terasa miris menghadapi kenyataan yang ada, kebersamaan dengan Monik dan Bang Richard membuat suasana hatiku sedikit membaik.

“Jadi langkah pertama, lo, mau kemana dulu, nih?

Lihat selengkapnya