"Rei, Rei!"
Wanita yang masih terjebak di alam mimpinya harus terbangun akibat seseorang yang terus memanggil namanya.
Sudah lewat tiga menit, namun belum tampak ada respons apa pun. Sampai akhirnya, orang yang sudah tidak sabar tersebut memutuskan untuk menggebrak pintu.
'Brug, brug'
"Reina! Demi Tuhan, keluar sekarang!"
Rei membuka mata. lekas bangkit dari atas kasur. Dengan langkah berat, menuju ke dekat pintu. "Apa, sih?" jawabnya sembari bersandar. Sama sekali tidak ada keinginan untuk pergi ke luar.
"Kakek manggil. Cepat ke sana kalau gak mau mati!" ucap wanita di balik pintu sembari berteriak. Dia pun pergi setelah menendang pintu dengan keras.
"Aduh!" Rei mengaduh saat pintu menabrak dahinya yang tengah menempel. Dia mengusap dahi berkali-kali untuk menghilangkan rasa sakit.
Kali ini, dia usap wajahnya dengan kedua tangan. Berusaha menghilangkan rasa kantuk yang tak kunjung pergi. Tidurnya tidak nyenyak akibat mimpi sembilan belas tahun lalu tiba-tiba muncul. Selalu berhasil membuatnya terjaga berjam-jam di tengah malam.