Perempuan Terlarang

Niskala Ajisena
Chapter #7

Sandra Membocorkan Rahasia?

Ariska berjalan pelan menuju kursinya, sepanjang jalan ia memperhatikan dengan saksama rekan-rekan kerjanya was-was jika ada yang curiga padanya, terlebih setelah kata pelakor mencuat dari bibir orang lain.


Mereka biasa saja, tak ada yang mencurigakan, batin Ariska terus memperhatikan.


“Ar!”


“Astaga!” ucapnya kaget mengelus dada. “Bikin kaget aja, sih, kamu, San!”


“Kaget? Kayaknya gue biasa aja deh manggil Elu.” Sandra duduk di ujung meja kerja Ariska.


Apa mungkin Sandra yang telah membocorkan hubunganku dan Pras? Hanya dia yang tahu soal ini.


“Elu kenapa? Kok liatin gue kaya gitu?” Sandra melirik sahabatnya.


“Enggak, nggak apa-apa.” Sahut Ariska bersiap memulai aktivitasnya.


“Btw, si Ronald semalem DM gue, dia tanya nomor telepon Elu.”


“Kan udah kubilang aku nggak bisa kasih, kenapa masih ngeyel, sih!” ketus Ariska.


“Ye, mana gue tahu. Gue juga nggak ngasih nomor Elu,” Sandra membela diri.


“Lagipula San, aku sama sekali nggak suka caramu menghiburku!”


Sandra terkejut dengan ucapan Ariska. Ia menatap wajah Ariska yang beda dari biasanya. “Elu lagi kenapa, sih, Ar? Kok kayaknya beda banget hari ini?!”


“Nggak apa-apa. Mungkin efek terlalu lelah dengan hati dan orang-orang yang nusuk aku dari belakang!” sahut Ariska tanpa melihat lawan bicaranya. “Masih ada yang ingin kamu bicarakan, San?” 


Sandra menggeleng. “Enggak.”


“Yasudah, sebaiknya kamu kembali kerja. Kulihat sejak kemarin kamu terlihat santai.” Senyum Ariska seolah sedang menyentil Sandra.


Tanpa banyak kata, Sandra kembali ke meja kerjanya. Ia masih bingung dengan sahabatnya, kenapa tiba-tiba berubah seperti orang asing.


***

Sepanjang waktu kerja, Sandra curi-curi pandang ke arah Ariska. Ia masih bertanya-tanya dengan sikap Ariska yang sangat dingin. Belum pernah dirinya melihat Ariska seperti saat ini. Ada apa sebenarnya? Apakah ada sesuatu yang terjadi setelah ia mengantarkan sahabatnya itu pulang?


“Gue harus cari tahu ada apa sama Ariska!” ucapnya pelan.


Saat jam istirahat, Ariska yang biasanya mengingatkan waktu makan siang, tampak diam dan masih berkutat dengan pekerjaannya. Sandra ingin sekali menghampiri dan mengajaknya bicara. Tapi sepertinya saat ini bukanlah waktu yang tepat.


“San, nggak makan siang?” tanya salah satu rekan kerjanya.


“Duluan, deh. Gue masih kenyang,” sahutnya.


Lihat selengkapnya