“Aku jatuh cinta padamu sejak pertama kita berjumpa Ariska.”
“Apa!! Jangan gila, Tuan Ronald!” pekik Ariska dengan mata terbelalak tak percaya. Ia pun balik badan hendak meninggalkan Ronald namun dengan cepat lelaki itu meraih pergelangan tangannya dan menahan laju Ariska.
“Apalagi? Saya tak ingin lagi mendengar apapun, tolong!”
Ronald terdiam, perlahan ia mulai melonggarkan genggamannya dan akhirnya melepas Ariska. “Maaf, aku terlalu emosional,” ucap Ronald pelan.
Ariska pun tak mengatakan apa-apa dan segera pergi dari tempat itu. Siluet Ariska yang telah menghilang dari pandangan Ronald menghadirkan seseorang yang berjalan mendekati Ronald.
“Kau benar, dia perempuan yang rapuh walau terlihat sangat kuat di luar, tapi sedikit saja kuberikan perhatian dia pasti akan jatuh di tanganku.”
***
Ariska yang telah tiba di depan rumahnya masih tak berani masuk dengan pikiran dan perasaan kacau, terlebih setelah ia bertemu Pras dan Ronald. Dilihatnya ruang tamu rumahnya sudah mati pertanda kedua orang tuanya telah pergi tidur. Padahal ia juga punya masalah yang tak kalah serius, yakni kepindahan orang tuanya ke Kalimantan dan ketidak inginannya untuk ikut pindah.
“Baru pulang kamu, Ar?”
“Ibu, kok belum tidur?” Ariska terkejut saat membuka pintu rumahnya dan ternyata sang ibu menyalakan lampu ruang tamu.
“Mana bisa Ibu tidur tenang kalau kamu belum pulang,” sahut sang Ibu.
“Kan Ariska udah bilang kalau malam ini pulang larut, lembur.”
“Iya, tapi nggak biasanya sampai selarut ini,” tukas Ibu.
“Ariska lelah, Bu. Mau istirahat.”
“Yasudah, istirahatlah. Besok Ibu buatkan sop iga sapi kesukaanmu.”
Ariska memberi balasan anggukan. Dirinya ingin cepat-cepat sampai ke kamar dan merebahkan diri, tak peduli dengan make up dan pakaian kerja yang masih menempel di tubuhnya.
“Ah, lelahnya ….”
Tubuh Ariska memang berada di atas pembaringan empuk, tapi pikirannya sedang melanglang buana. Kedua matanya tak mau dipejamkan padahal ia sangat lelah hari ini.
Tuhan, kenapa Engkau buka lagi luka hati yang sedang kuobati ini? Kenapa aku harus bertemu dengan Pras? Kenapa Engkau tak matikan rasa ini …. kenapa tak Kau ambil cinta ini?
Karena tak bisa tidur, Ariska mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas sebelah tempat tidurnya. Jemarinya berselancar dengan lihai di dunia maya hingga satu pesan yang ia terima dan membuatnya terkejut.
08134575687 : Mbak Ariska!
Ariska sangat terkejut! Pasalnya nomor yang masuk ke WhatsApp-nya adalah nomor istri Pras.
“Apalagi sekarang? Apa jangan-jangan Pras cerita kalau tadi ia dipukul oleh Ronald?” Ariska semakin tak dapat tidur dan gusar.
06134575687 : Bisa kita bicara?
Ariska buru-buru mematikan ponselnya. Ia tak mau berhubungan lagi dengan Pras ataupun istrinya.
“Semua akan baik-baik saja, Ar esok.” Ucapnya mencoba memejamkan mata.
“Ar, kamu nggak kerja hari ini? Udah jam tujuh lewat.” Sang Ibu mengetuk pintu kamar putrinya.
Beberapa kali pintu kamar Ariska diketuk namun tak ada jawaban, akhirnya sang Ibu membuka kamar putrinya dengan kunci cadangan yang diambil dari kamarnya.