Ada satu hadis Rasulullah Saw. yang sangat mengejutkan kita. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Diperlihatkan kepadaku bahwa kalian (para perempuan) adalah penduduk neraka terbanyak.” Mengapa bisa demikian? Konon, hadis itu muncul karena dalam realitas kehidupan, para perempuan cenderung lebih mudah tergelincir ke dalam perbuatan dosa. Mereka kurang bisa mengekang hawa nafsunya, baik itu nafsu amarah maupun nafsu untuk menumpuk harta benda. Dengan bekal memiliki daya pikat terhadap laki-laki, mereka pun cenderung jatuh pada kemaksiatan.
Akan tetapi, apakah perempuan memang selalu ditakdirkan seperti itu? Tak adakah suri teladan yang bisa ditiru bagi perempuan masa kini agar dapat terhindar dari kehinaan semacam itu?
Buku ini akan membuktikan bahwa sejarah Islam memiliki banyak contoh muslimah yang perikehidupannya sarat dengan hikmah dan amal saleh yang luar biasa. Mereka adalah para muslimah yang mulia, para ibunda kita, yang bisa mempertahankan keimanannya dengan gagah berani. Mereka rela memperjuangkan kebenaran dengan tegar dan menahan penderitaan dengan penuh kesabaran. Kepada merekalah mestinya kita sekarang berkaca.
Al-Quran Al-Karim dan hadis Nabi Muhammad Saw. telah mencatat kisah-kisah keteladanan mereka. Mereka dimuliakan Allah Swt. dengan pahala surga. Namun, selain memuat kisah-kisah para perempuan teladan, Al-Quran juga melaporkan para perempuan durjana yang dihinakan Allah Swt. dengan balasan neraka. Kita pun diharapkan dapat mengambil ibrah dari kisah mereka. Seperti manusia pada umumnya, kaum perempuan juga mempunyai kepribadian yang bermacam-macam. Namun, dalam setiap kepribadian yang diambilnya itu, tentunya ada tanggung jawab yang mesti dipikul.
Kisahnya banyak memuat pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Sebagai konsekuensi dari keimanan Asiyah pada kenabian Musa a.s., ia mendapat siksaan nan keji dari suaminya.
Sang permaisuri dari zaman Mesir kuno ini merupakan contoh perempuan pejuang yang mempunyai karakter kuat. Ia tak gentar menerima risiko apa pun saat keimanannya diganggu dan kehormatannya dijatuhkan. Asiyah sanggup mempertahankan akidah dan martabatnya sebagai seorang muslimah meskipun di bawah kekuasaan tirani Fir‘aun. Ia lebih memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan Fir‘aun.
Allah Swt. mengabadikan doanya dalam Al-Quran, Dan Allah menjadikan perempuan Fir‘aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdoa, Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (QS At-Tahrim [66]: 11).
Sosok perempuan mulia lainnya yang dimuat dalam Al-Quran adalah Maryam, ibunda Nabi Isa a.s. Maryam adalah figur perempuan yang memelihara kehormatan dirinya dan rajin beribadah kepada Allah Swt. Beliau adalah teladan perempuan salihah yang bisa menjaga kesucian dirinya. Putri Imran ini selalu mengisi hari-harinya dengan kepatuhan kepada Allah Swt. Beliau senantiasa berusaha keras mempertahankan kesucian dirinya hingga pada akhirnya Maryam pun diamanahi untuk merawat dan membesarkan nabi Allah, yakni Isa putra Maryam (QS Maryam [19]: 16–34). Sosok Maryam itulah yang hingga kini banyak dipuja-puji dan dihormati oleh umat manusia di dunia.
Selain itu, Al-Quran juga memuat profil-profil perempuan yang jahat, antara lain istri Abu Lahab. Dalam catatan sejarah, nama sebenarnya adalah Hindun. Ia adalah contoh perempuan penghasut, tukang fitnah, dan penyebar gosip. Hindun bersama suaminya, Abu Lahab, bersekongkol melawan dakwah Rasulullah Saw. Mereka berdua dengan para pendukungnya menyiarkan fitnah dan menganiaya para pengikut Muhammad Saw. Al-Quran menyebut Hindun sebagai “pembawa kayu bakar” atau penyebar fitnah. Dengan mengangkat sosoknya yang jahat ini, diharapkan kaum muslimah dapat mengambil pelajaran agar tidak mengikuti perangainya yang buruk.
Allah Swt. telah mengecamnya di dalam Al-Quran, Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya ia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak ia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah) (QS Al-Lahab [111]: 1–5).
Selain itu, ada juga contoh perempuan lain yang patut kita jauhi sikapnya, yaitu istri Al-Azis. Al-Quran memang tidak secara jelas menyebutkan namanya. Namun, dalam cerita yang masyhur di kalangan masyarakat, ia dikenal dengan nama Zulaikha. Al-Quran mengangkat kisah Zulaikha ini dalam QS Yusuf (11): 23–35. Di sana, Zulaikha disebutkan sebagai perempuan yang mencoba menggoda Nabi Yusuf a.s.
Jadi, sosok perempuan seperti Zulaikha ini merupakan contoh perempuan penggoda yang patut diwaspadai oleh para muslimah era kini. Di dalam kehidupan kita sehari-hari, sosok perempuan penggoda biasanya bisa menghancurkan kehidupan sosial maupun rumah tangga. Karena, ia tak segan-segan menggoda pria mana pun, baik pria itu telah beristri maupun tidak.
Dari perbuatannya itu, rumah tangga dapat menjadi pecah, keluarga hancur, sampai pada gilirannya pun bangsa bisa menjadi rusak. Bagi perempuan itu sendiri, harkat dan martabatnya akan runtuh sehingga tidak memiliki harga diri lagi dan kemuliaan sebagai seorang perempuan.
Selain kedua perempuan keji tadi, ada pula sosok-sosok istri nabi yang ternyata tidak mengikuti akhlak suaminya. Mereka adalah istri Nabi Nuh a.s. dan istri Nabi Luth a.s. yang merupakan penjelmaan sifat perempuan pengkhianat dan ingkar kepada suami. Tatkala suami mereka tengah memperjuangkan agama dan kebenaran, mereka justru mengkhianati dakwah suaminya. Akhirnya, Allah Swt. pun memberikan azab kepada istri Nabi Nuh a.s. dengan ikut ditenggelamkan dalam banjir besar bersama kaumnya yang menyekutukan Allah Swt.
Adapun istri Nabi Luth a.s. ditelan bumi karena azab Allah Swt. atas kaumnya yang melakukan perbuatan nista berupa liwath (sodomi). Al-Quran memuat kisah mereka ini agar para muslimah dapat menjadikan mereka sebagai cermin supaya tidak terbawa celaka di dunia dan di akhirat nanti.
Demikianlah beberapa contoh perempuan yang kisah hidupnya dimuat dalam Al-Quran. Di dunia ini, tentu ada golongan perempuan salihah yang kehidupannya perlu ditiru, ada pula golongan perempuan durjana yang patut kita jauhi akhlaknya. Ada yang berperan sebagai pejuang yang teguh keimanannya, ada perempuan salihah yang taat dalam beribadah dan senantiasa memelihara kesucian dirinya, ada juga perempuan penghasut, penggoda, dan pengkhianat. Para perempuan yang dikisahkan dalam Al-Quran tadi hidup ribuan tahun yang lalu. Meskipun demikian, kisah dan ibrah-nya tetap lestari hingga kini.