Entah untuk ke berapa kalinya gadis dengan rambut panjang berantakan ini menemukan coklat, bunga, dan surat cinta dalam lokernya. Sebenarnya dia sudah biasa. Tapi lama-lama jengah juga.
"Gimana, Len? Udah lo liat kiriman dari gue?"
Selena tidak akan bertanya siapa cowok yang ada di belakangnya. Lagipula, apa pedulinya? "Enggak," balasnya cepat dan singkat.
"Kenapa?"
"Kenapa?" Selena menirukan ucapan cowok itu. Menutup pintu loker kemudian berbalik dan melipat kedua tangan didepan dada. "Karena itu nggak penting buat gue. Mau apa?"
Seketika cowok itu dibuat mati kutu. Kesempurnaan Selena benar-benar membuatnya merasa terhipnotis. "Ka-- kalau gitu. B-- baca aja surat dari gue."
"Enggak mau juga."
"Tapi kenapa?"
Sebuah sudut bibir gadis dengan mata besar itu tertarik ke atas. "Lo nggak ada kosakata lain selain kenapa?"
"Maaf."