PERFECT

rismawatii
Chapter #3

3. Primadona SMA Gavedra

"DIBERITAHUKAN KEPADA SELURUH ANGGOTA CHEERLEADER UNTUK SEGERA BERKUMPUL DI AULA."

"SEKALI LAGI KEPADA SELURUH ANGGOTA CHEERLEADER DIMOHON UNTUK SEGERA BERKUMPUL DI AULA, TERIMAKASIH."

"Tuh, kan, keburu dipanggil. Elo sih lama di kamar mandinya." Seorang cewek dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai mengeluh kesal. Bahkan bibirnya ia majukan mengekspresikan kekesalannya.

Bianca, cewek yang masih memoles wajahnya itu kemudian menatap Selena tidak terima. "Enak aja. Salahin perut gue nih, ngapain ngamuk nggak tau tempat."

"Ya menurut lo gue udah nggak waras sampai harus ngomong sama perut?"

Sementara itu, Mona hanya memijit pelipisnya saja menyaksikan perdebatan yang biasa terjadi itu. "Udah, udah. Len, mending kita ke aula aja sekarang. Nanti kalau kak Vidya sampai duluan, ngamuk-ngamuk dia."

Namun dengan angkuhnya cewek itu mengibaskan rambutnya. "Lo tenang aja, kak Vidya nggak akan berani sama gue. Lagian sejak kapan ada yang berani marahin gue?"

"Iya deh, iya, si paling perfect," Mona kemudian menggamit lengan Selena dan menariknya untuk ke aula. "Ayo buruan, ah!"

SMA Gavedra, salah satu sekolah swasta favorit di Jakarta. Tempat di mana para siswanya adalah orang-orang yang berpunya. Meski beberapa diantaranya ada yang menjadi pemegang beasiswa.

Tadinya Selena berjalan dengan ogah-ogahan untuk sampai ke aula. Namun saat ia melihat bahwa rombongan anak basket juga ada di sana, senyumnya mulai terbit.

Apalagi saat ia melihat sosok tak asing tertangkap oleh matanya. 

"Kak Leo!" Selena berteriak. Ia bahkan meninggalkan Mona untuk menghampiri Leo.

Mona yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Giliran udah nemu pangerannya aja tuh muka seger bener. Dasar bucin emang."

Cowok yang dipanggil Leo, yang masih menggunakan seragam basket itu menoleh dan tersenyum pada Selena. "Hai, Sel."

"Kok lo bisa di sini juga, kak? Bukannya yang dipanggil cuman anak cheers, ya?" Selena bertanya heran. Ketika ia melihat sekitar, memang hanya ada beberapa anak cheerleader.

Namun bukannya menjawab, Leo malah balik bertanya. "Lo tau kenapa kalian dipanggil?"

Dengan polosnya Selena menggeleng. Hal itu membuat Leo bangkit dari duduknya lalu mendekatkan wajahnya pada Selena. Membuat cewek itu salah tingkah hingga jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Meneguk salivanya yang terasa berat, Selena kemudian mendongak untuk menatap Leo yang lebih tinggi darinya. "Kak Leo mau ngapain?"

Sebuah senyuman kembali terukir di bibir manis Leo. Ia meraih kedua bahu Selena agar memutar tubuhnya ke belakang. "Cheers masih nyari anggota baru, jadi hari ini ada seleksi lagi. Dan gue sebagai kapten basket memutuskan untuk ikut dalam pencarian anggota kalian kali ini."

Lihat selengkapnya