“Siapa dia Kak?” Tanya gadis kecil yang duduk disamping Datu berdiri dan menatap Althea dengan tatapan yang penuh minat dan kaingintahuan yang tinggi. Althea yang melihat gadis kecil duduk dismaping mamanya dan juga memegang tangan Datu tersenyum lembut dan melambaikan tangannya.
“Hai kak aku Gladys” sapa Gladys riang pada Althea. Gladys suka perempuan disamping kakanya, senyumnya lembut dan wajahnya juga cantik. Beda sama perempuan yang daritadi diam dan bersikap sok manis didepan mama, pikir Gladys membedakan Althea dan Ayana.
“Gladys, ayo duduk sayang” ucap sang Mama sambil memperingati anak gadisnya agar duduk Kembali dan menyuruh Datu dan juga Aletha duduk juga. Datu yang memang sedang rindu dengan adik kecilnya langsung duduk disamping Gladys dan menyisahkan satu bangku kosong disamping Thalia. Aletha yang duduk disamping mama tirinya hanya diam dan mengikuti alur permainan Ayana dan mama tirinya.
“Siapa namamu cantik?” Tanya Mama Datu sambil menatap Althea dengan lembut. Althea yang ditatap lembut tersenyum manis
“Althea Buk” jawab Althea pelan. Mama Datu yang mendapat panggilan ibu dari Althea terkekeh kecil dan mengangguk pelan. Gadis ini lucu dan manis pikir Mama Datu sambil tersenyum menatap putranya yang sedang berbicara bersama Gladys.
“Oiya Jeng ada yang perlu ditunggu lagi?” tanya Thalia saat melihat Mama Datu akan kembali bertanya pada Althea. Mama Datu sedikit terkejut tapi wajahnya kembali dibuat tenang dan tersenyum pada Thalia.
“Sudah, jadi ini putri Pak Wijaya teman suami saya?” Tanya Mama Datu sambil menatap Ayana dengan senyum lembutnya. Ayana yang awalnya kesal karena melihat Althea langsung merubah wajahnya menjadi wajah malu-malu saat menatap Mama Datu.
“Iya tante” jawab Ayana malu-malu sambil tersenyum manis. Datu yang melihat gadis didepan Mamanya menghela nafas kasar, gadis didepan mamanya bukan gadis baik-baik pikir Datu saat dia melihat bagaimana ekspresinya saat melihatnya datang bersama Althea dan perbedaan wajahnya saat bertatap muka dengan mamanya.
“Maaf saya terlalu lama di kamar mandi” ucap suara berat yang memiliki kesan dingin dan tegas secara bersamaan. Althea yang mendnegar suara tersebut bergidik ngeri mendengar suara dingin Datu saja dia sudah takut apalagi mendengar suara tegas laki-laki yang memiliki paras tampan yang mirip dengan Datu.
“Hei siapa gadis manis yang duduk disebelahmu Hadiwijaya?” Datu yang mendengar pertanyaan Papanya mengangguk dan menarik Althea agar lebih dekat dengannya.