Perfectus

Call me yupii
Chapter #3

Ternyata Alea melarangku karena. . .

Author Pov

Keesokan harinya Riri sudah siap untuk berangkat kesekolah, diapun keluar dari kamar menuju ke ruang tengah. Di atas meja makan tampak sudah tertata rapi beberapa makanan, disampingnya ada sebuah note, yang isinya

“Ini sarapan Riri, dimakan ya. Aku berangkat duluan, ada yang harus ku kerjakan pagi ini – Alea”

Riri Pov

Aku baru keluar dari kamar tidurku bersiap untuk berangkat kesekolah, di ruang tengah aku melihat sudah ada beberapa makan. “Wih , makanannya keliatan enak…” ucapku dalam hati. Disebelahnya terdapat sebuah note dari Alea, “Makasih banyak Alea, meskipun lu aneh dan nyeremin tapi setidaknya lu baik, emang bener-benar bidadari Si Perfectus” ucapku.

Akupun menghabiskan sarapan diatas meja lalu berangkat kesekolah dengan bersenandung. Beberapa Langkah sebelum sampai kekelas aku melihat Eza dan Novelin. Akupun memanggil mereka, “Eza, Novelin”teriakku.

“Eh, Riri. Pagi riri” ucap Eza dengan Novelin di sampingnya yang tersenyum. “Lagi pada ngapain ?” tanyaku. “Lagi ngobrol aja” balas Eza. “Eh ada yang mau aku ceritain nih” ucapku pada mereka. “Apa-apa ?” tanya mereka antusias.

“Aku sekamar sama Alea!” ucapku. “Apa!! Demi apa ? lu gak bercandakan ?” ucap Eza. “Iya serius aku sekamar sama Alea, btw tau gak, ok aku akui Alea itu sempurna banget, mulai dari muka sampai sikapnya” ucapku. “ Ya iyalah Alea gitu lo” ucap Novelin. “Eh, tapi kemarin malam itu Alea aneh banget, masa aku liat dia nonton film horror yang seram, aku aja yang liat sedikit ketakutan, dia nontonnya malah enggak ada ekspresi, dan yang lebih aneh lagi dia larang aku untuk matiin lampu kamar”ucapku. “Beneran ? ih kok serem ya” ucap Eza, “Iyanih gue merinding masa” ucap Novelin. “Serius gue takut, nih” ucapku lagi, “Udah-udah deh serius gue takut nih, bahas yang lain aja yuk” ucap Eza.

“Eh iya kita tanyak dia sekarang aja kali ya ?” tanyak Novelin pada Eza. “Iya, sekarang aja” balas Eza pada Novelin. “Apaan sih ?” tanyaku pada meraka berdua, “Ini ada kompetisi siswa yang bakalan diadain sebentar lagi”balas Novelin sambil memberiku sebuah poter. “Lu ikut ya Riri, soalnya otaklu kan lebih encer dari semua anak-anak dikelas” seru Eza padaku. “Lah kok aku ?” tanyaku heran. “Udah lu aja ya, anak-anak juga sudah setuju semua” ucap Novelin. “Iya deh, iya..”Balasku.

“Lombanya gimana ?”tanyaku. “Ini kompetisi antara kelas di SMA ini, masing-masing kelas diwakili satu tim dengan anggota 2 orang. Juara bertahan lomba ini kelas 10-1” jelas Novelin. “Kelas 10-1? Kelasnya Alea?”tanyaku. “Iya kelasnya Alea, semester lalu dia menangin kompetisi ini dengan sangat mudah, bahkan yang dia kalahkan di final adalah Kelas 12-1 yang terkenal pintarnya kemangetan, gila gak dia tuh” seru Eza menggebu-gebu. “Mereka benar-benar mencetak sejarah, eh enggak maksudnya Alea benar-benar mencetak sejarah, Clarissa teman setimnya Alea mah cuman duduk-duduk aja nemenin dia” jelas Novelin padaku. “Ceritanya itu gini ….”ujar Eza.

Flashback

Perlobaan Akhir Semester Ganjil

“Kali ini kita telah sampai ke babak final antara Kelas 12-1 sebagai Tim A sekaligus sebagai juara bertahan, melawan kelas 10-1 sebagai Tim B sang underdog yang penampilannya hampir sempurna sampai ke babak final ini” ujar Host.

Pertandingan antara kedua tim berlangsung sengit di babak pertama soal wajib Kelas 12-1 mendapat 900, sementara Kelas 10-1 mendapat poin sempurna 1000. Kepintaran Alea benar-benar bukan lelucon dia menyapu bersih semua soal tanpa kesulitan sedikitpun, penonton sampai tercengan.

Babak keduapun dimulai, yaitu babak penentuan berupa soal rebutan, masing-masing tim memperebutkan 5 pertanyaan rebutan dengan nilai +200 jika benar dan -100 jika salah.

Soal pertama

Nilai terbanyak ℼ dalam bentuk desimal, sebutkan 10 angka saja ?

“Tiiin… “ bunyi bel. “Baiklah kepada Tim B silahkan”ujar sang Host.

“3,141592653589793” jawab Alea dengan cepat.

Lihat selengkapnya