Zafir kembali menelusuri jalan dengan karung dan besi panjangnya. Di sebuah perempatan jalan yang cukup besar, Zafir melihat ke sebuah bus Metro Mini yang sedang berhenti di dekat lampu merah. Di dalamnya ada dua orang anak yang mengamen dengan menggunakan botol aqua gelas yang diisi pasir. Zafir mengernyitkan dahinya.
“Apa mungkin aku mengamen ya seperti anak yang ada dalam bus itu. Paling enggak, lumayan juga buat biaya sekolah”
Kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju ke arah kiri tanpa menyeberang jalan.
Tampak siswa SD sedang mengerumuni tukang makanan ringan di depan sekolah. Di antara mereka ada yang memesan makanan dan yang lain sedang menikmati makanan yang tersedia. Tidak jauh dari situ Zafir duduk di depan pagar sekolah di bawah sebuah pohon sambil membaca buku. Baju yang dikenakannya tampak makin lusuh. Ia menatap ke dalam area sekolah yang lapangannya cukup luas berhiaskan canda dan tawa anak-anak sekolah.
“Andai saja ayahku masih hidup, tentu aku masih bisa bersekolah dan bercanda ria bersama teman-temanku”.