Tampak rumah kecil berdiri di dekat rel kereta api yang dindingnya terbuat dari tripleks tempat Zafir dan Ratih tinggal.
Ratih terbaring di atas kasur tipis di atas lantai yang sebagian besar sudah pada retak. Di sampingnya ada termos dan segelas air putih yang ditutupi dengan tutup gelas dari bahan plastik berwarna merah. Rambut Ratih sudah banyak beruban. Zafir mendekati Ratih sambil membawa piring berisi ketoprak dan duduk bersila di dekatnya.
“Mak, ini Zafir belikan ketoprak kesukaan emak!”
“Duh Zafir, sampe sekarang emak masih aja ngrepotin kamu.”
“Enggak apa-apa mak, kita harus tetap bersama sampe akhir.”
Ratih mulai melahap makanan yang dibawa Zafir dengan lahapnya. Tidak lama kemudian terdengar suara orang mengetuk pintu;
“Tok! Tok! Tok!”
Zafir dan Ibunya saling bertatapan. Zafir segera melangkah menuju pintu. Tampak seorang lelaki berbadan tegap tegap dan berkumis berpakaian seragam Satpol PP berdiri tepat di depan pintu.