Sebuah mobil sedan berwarna hitam memasuki garasi yang cukup luas dengan taman yang indah. Seorang gadis cantik keluar dari dalam mobil itu dengan pakaian blus berwarna biru dan corak bunga. Celana katun hitam yang dikenakannya menambah keserasian warna pakaiannya. Gadis itu tak lain melainkan gadis yang pernah menabrak Zafir tempo hari. Ya! Dia adalah Rahma. Ia melangkah menuju pintu utama rumah tersebut dan di depannya ada seorang wanita yang sudah mulai sedikit beruban rambutnya;
“Eh, Rahma anak mama baru pulang. Bagaimana hari ini pekerjaannya sayang?”
“Alhamdulillah, lancar ma. (mencium tangan ibunya) Papa belum pulang ma?”
“Belum, biasa, papa kan pulangnya agak malam.”
Santi dan Rahma berjalan menuju ruang tamu dan duduk di sofa. Tak lama kemudian, Santy segera menuju ke dapur dan kembali dengan sebuah nampan berwarna putih bermotif bunga rampai berisi satu loyang kue kesukaan Rahma, bolu durian. Santy meletakkannya di atas meja di ruang tamu. Aroma khasnya mulai menyeruak masuk ke dalam rongga hidung Rahma hingga memancing seleranya untuk segera menikmati bolu yang tampak lezat itu. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera menyantapnya dengan lahap. Santy tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil Pajero warna putih masuk ke garasi dan berhenti di samping sedan yang dikemudikan Rahma. Rahma mengangkat sedikit kepalanya dan menatap ke luar. Tampak laki-laki berdasi, yang tak lain kecuali ayahnya Rahma Angga, keluar dari dalam mobilnya dan menuju pintu utama;
“Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikumsalam, eh, papa sudah pulang!"
Rahma menghampiri dan mencium tangan ayahnya, disusul oleh Santy yang menyambut suaminya dan membawa tas ke dalam kamar.
“Iya sayang, alhamdulillah pekerjaan papa hari ini juga lancar.”