Blurb
Sembilan belas tahun setelah banjir besar yang menenggelamkan Jakarta, seorang mantan pelacur hamil tua bermimpi, bayi yang dikandungnya akan menjadi cikal dajjal ke-12. Di masa itu (2058), narasi dua belas dajjal adalah subversi bagi elit mafia untuk memutus privilese yang tidak ingin mereka akhiri. Selama belasan tahun setelah malapetaka yang disebut Banjir Besar Kedua itu, terjadi pencidukan terhadap sebelas dajjal oleh organisasi mafia di seantero Nusantara. Ayu tidak ingin nasib yang sama terjadi kepada bayi yang segera dilahirkannya.
Melalui seorang gembala tua, Ayu mengetahui, terdapat sebuah geng yang memiliki pekerjaan unik, menyebut diri sebagai Pelacak Takdir. Geng ini terdiri dari Jak, seorang ahli beladiri Delapan Penjuru, Ros, seorang androgini dan mantan aktor, Ruh, seorang bocah shaman pengidap hiper-sensitifitas panca Indra. Melalui ketiga orang ini, Ayu berharap takdir jabang bayinya dapat dibengkokkan.
Setelah menyentuh perut Ayu, Ruh mendapat petunjuk bahwa mereka mesti bertemu dengan Tulus Marsha, anak gadis yang berada di dalam mimpi bayi bermata tiga Ayu . Namun untuk menemukan anak gadis tersebut, mereka membutuhkan Cermin Bening. Karena konon, anak gadis tersebut bersembunyi dalam wujud seorang nenek. Hanya benda itu yang dapat menyingkap kebenaran wujudnya.
Namun, seorang mata-mata yang menjadi pelayan sebuah kedai kopi, sampai juga mendengar tentang bakal lahirnya dajjal ke-12. Bos Besar, kepala mafia Wisanggeni88, memerintahkan seluruh anak buahnya yang tersebar di Jakarta Lama dan kota-kota satelitnya, untuk menangkap siapapun wanita yang mengandung bayi.