Perintis : Jalan Pulang

ivena apulina br g
Chapter #1

Prolog

-2016

Kotak itu masih kupandangi pagi, siang dan malam. Hanya sebatas memandangi. Padahal kiriman itu sudah sampai dua hari yang lalu. Belakangan ini banyak sekali laporan yang harus kukerjakan sampai tidak ada waktu untuk membuka memori lama tentang satu sosok manusia yang sudah lama sekali kurindukan. Malam ini kusiapkan waktuku khusus untuk menghidupkan kembali perasaan yang menjadi alasanku berjuang.

   Kubawa kotak itu kepangkuanku. Mencari-cari celah untuk menggunting lem coklat yang menutupi seluruh permukaan kotak ini. Begitu kotak terbuka, kusingkirkan pembungkus kotak itu ke lantai, kemudian kubuka kotak itu. Ada sebuah amplop dan segepok foto berukuran 4 x 6 inci. Kuambil amplop itu bersamaan dengan riuh dikepalaku yang mirip tawuran pelajar. Begitu kumantapkan hatiku, kukeluarkan isi amplop tersebut.

Amplop itu berisi sebuah kertas yang dilipat rapi dan dua buah foto berukuran 4x6 inci. Kubalik foto itu. Spontan aku tersenyum, untuk beberapa detik aku lupa kencangnya irama jantungku. Di satu foto, badanku dilumuri lumpur, aku berendam di sebuah kubangan lumpur sambil tertawa. Masih terpatri jelas di ingatanku tentang memori itu. Aku bukan sedang spa lumpur alami atau sedang ikut outbond. Aku juga masih ingat jelas kenapa aku malah tertawa saat itu.

Foto kedua membuat senyumku semakin lebar, seseorang yang begitu sulit kulepas kepergiaannya saat itu sedang berdiri disebuah dek kapal besar. Rambutnya terbawa angin. Senyumnya merekah yang menandakan dia baik-baik saja. Hatiku benar-benar lega untuk itu.

Puas menyelami foto, aku beralih ke surat itu.

Lihat selengkapnya