Langkah mereka berdua menyusuri medan yang diterangi oleh cahaya bulan yang redup,menghindari jalur yang mungkin membawa mereka langsung ke tentara atau patroli musuh. Alyx dan Seris bergerak dalam diam, hanya terdengar langkah kaki mereka di atas tanah yang keras. Meskipun masih ada ketegangan di antara mereka, sebuah kesepakatan diam-diam telah tercapai mereka kini berada di pihak yang sama, setidaknya untuk saat ini.
Alyx menatap punggung Seris yang berjalan di depannya, menyadari betapa terampilnya pria itu dalam bergerak di malam gelap. Dia tidak mendengar sepatah kata pun dari Seris sepanjang perjalanan itu, hanya suara desisan napasnya yang tertahan dalam kegelapan. Alyx mulai berpikir, jika bukan karena perang, mungkin mereka bisa saling mengenal lebih jauh. Namun pikirannya cepat beralih, ingatan akan darah yang terpercik dan peperangan yang tak ada habisnya membuatnya sulit untuk berpikir dengan jernih.
Mereka terus berjalan, menyusuri jalan setapak yang berkelok-kelok di bawah lereng gunung. Angin malam berhembus, membawa bau tanah basah yang khas. Seris akhirnya berhenti di depan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik semak-semak tebal.
“Apa ini?” tanya Alyx, suaranya agak kasar karena kelelahan.
“Tempat aman untuk berbicara,” jawab Seris dengan nada yang lebih rendah dari biasanya. “Kita harus berhati-hati. Tempat ini sudah lama tidak digunakan, tapi cukup aman untuk sementara. Jika kita melanjutkan, kita akan berada di tanah Solara, dan aku tidak bisa menjamin kamu akan selamat.”
Alyx mengangguk. Dia tidak menyangka bahwa dalam pertempuran yang melibatkan dua kerajaan besar, ada begitu banyak tempat tersembunyi dan jalur yang tidak diketahui oleh banyak orang. Tempat seperti ini mungkin akan memberi mereka keuntungan, atau setidaknya memberi mereka waktu untuk merencanakan langkah berikutnya.
Begitu mereka memasuki gua, suasana menjadi lebih sepi. Hanya ada suara angin yang masuk melalui celah-celah di dinding gua dan desisan api yang menyala di sudut. Seris duduk di atas batu besar, sementara Alyx memilih berdiri, meski tampaknya dia kelelahan setelah beberapa jam perjalanan.
“Sekarang, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Alyx dengan tegas. “Katakan padaku apa yang kamu ketahui, Seris. Apa yang membuatmu begitu yakin bahwa ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar perang ini?”
Seris menatap api sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya kepada Alyx. "Kamu tahu tentang 'Sumber Kekuatan', kan?"