PERJALANAN 3 SAYAP DI EROPA

ANDI RIRIN NOVIARTI
Chapter #2

Are You Muslim?

"Who heisen Sie (Siapa anda)," suaranya yang fasih dalam bahasa jerman, lantang, sedikit membentak dengan pandangan tajam ke arahku.

´´Ich bin Rina, Ich mochte meinen Freund auf Sterzing besuchen. "(Nama saya Rina, saya ingin mengunjungi teman saya, di Sterzing)".

Mendengar saya bisa berbahasa jerman. Dia pun tersenyum dan menurunkan senapan yang sedari tadi masih tertuju ke arahku. Aku sedikit lega, berusaha tersenyum kecil. Dia memandangiku sambil mengintrogasiku kembali. Kujelaskan padanya dalam bahasa jerman bahwa kami dari Indonesia, suamiku bekerja di Universitas Innsbruck dan aku adalah seorang pelajar bahasa Jerman, di Wifi, Tyrol Austria. Ini suamiku dan ini adalah bayiku. Sesaat ia pun meminta passport dan visa kami. Setelah mengecekknya, dalam waktu bersamaan segerombolan Tentara mendekat. Sepertinya ia adalah pimpinan penjaga di wilayah tersebut. Ia meminta kereta tetap menunggu sampai passporku selesai di scan dan diperiksa, begitu juga dengan visa izin tinggal kami.

Berdoa dalam hati, memohon Ilahi untuk selalu menjaga kami. Cukup Allah bagiku, cukup Allah bagiku. Kudengungkan dengan keras dalam bahasa kalbuku. Tiba-tiba Tentara itu datang dan menyerahkan kembali passport dan visaku kemudian meminta petugas kereta menstampel tiket kereta kami. Yang berarti kereta boleh beroperasi lagi dan kami boleh ikut dalam perjalanan ini. Sungguh air mataku tak kuasa kutahan. Namun retinaku kuajari membatasinya agar tak kelihatan gugup. Menarik napas dalam dan dipersilahkan aku duduk kembali. Suara microfon nyaring menyebutkan arah perjalanan selanjutnya. Sebelum kereta berangkat salah satu Tentara diantara 5 tentara di sekelilingku, menanyaiku satu hal.

"Are you muslim?"

Sepertinya dia lebih fasih berbahasa Inggris, kujawab lagi dengan senyum dan tundukan lembut penghargaan sembari menganggukan sedikit kepalaku dan menegakkannya kembali.

"Yes, I am muslim and iam proud to be muslim." kataku sembari melempar senyum kecil padanya.

Dia pun membalas senyumku dan memberi potongan tiket kepadaku.

"Assalamualaikum," sembari berlalu.

Mendengar sapaan kecil itu kujawab

Lihat selengkapnya