“Rindu ini begitu menyiksa hingga bayang bayangmu selalu menghantuiku.”
Semua ketua tim dari setiap Divisi tengah berada dalam ruang rapat guna membahas kelanjutan dari persiapan acara hari jadi SM yang pertama. Semua berjalan dengan lancar.
“Baik semuanya sudah siap untuk memberikan yang terbaik untuk SM?” tanya Naya tersenyum menatap seluruh staffnya.
“Siap.” Serempak menjawab dan tersenyum.
“Baiklah kita akhiri disini dan saya berharap semuanya bekerja sama demi kelancaran acara ini dan juga memberikan yang terbaik buat klien.” Naya mengakhiri rapat dan menghampiri Indi dan juga Wina yang sedang membahas tempat dan juga susunan acara bersama dengan Anci dan juga Pinky.
“Aku tunggu diruangan ya.” Ujar Naya menepuk bahu Indi kemudian bergegas meninggalkan ruang rapat.
“Permisi Ibu, apakah betul ini dengan Soulmate Biro Jodoh?” sapa seorang pria kala melihat Naya, Naya pun tersenyum kepada pria yang sedang menatapnya.
“Iya betul, ada yang bisa saya bantu Pak?”
“Saya masih single dan saya ingin anda membantu saya mencari pasangan.” Ujar pria tersebut sambil melihat ke kiri dan kanan.
“Tentu saya akan membantu, alangkah baiknya kita ngobrol di ruangan saya saja.” Ajak Naya kepada pria tersebut dan langsung mendapat anggukan.
Sambil berjalan menuju ruangan Naya pria tersebut terus saja melihat sekeliling ruangan sepertinya sedang mencari sesorang. Naya pun sekilas memperhatikan pria tersebut ada perasaan yang sedang mengusiknya.
“Mari silahkan duduk,” Naya mempersilahkan pria tersebut untuk duduk. “Baiklah kita langsung saja Pak.” Lanjut Naya sambil mengambil sebuah formulir dan menyerahkan kepada pria tersebut.
“Ini sebagai formalitas dan juga saya akan meminta data diri Bapak untuk kami tinjau lebih lanjut dan sebelumnya saya ingin tahu seperti apa kriteria pasangan yang Bapak inginkan.” Naya pun menjelaskan secara singkat dan langsung mendapat senyuman dari pria tersebut.
Naya pun bisa merasakan bahwa senyuman itu mengandung arti berbeda.
“Oke, saya menginginkan seorang wanita dengan senyuman indah yang selalu terpancar dari wajah cantiknya, tubuh mungil, rambut hitam sebahu, kulitnya putih mulus, punya lesung pipi disebelah kiri, mata bulat bagaikan bulan, dan juga tingginya kurang lebih 155.” Ungkap pria tersebut yang langsung membuat Naya tersentak, bagaimana mungkin ciri ciri yang disebutkan oleh pria tersebut hampir sama dengan salah satu staffnya.
Naya kemudian tersenyum “Kalau boleh tahu nama Bapak siapa?”
“Oh iya sampai lupa, perkenalkan nama saya Bian.” Pria yang bernama Bian pun mengulurkan tangannya dan disambut oleh Naya dan menerima sebuah kartu nama.
“Baiklah, silahkan diisi dulu formulirnya dan data diri Bapak, untuk melengkapi formulir ini Bapak harus melampirkan beberapa berkas dan itu menjadi salah satu nilai.”