“Karena kamu yang ku mau.”
“Sab, lo kenapa? Cerita dong.” Bujuk Pinky yang merasa aneh sejak kedatangan Bian.
Sabrina hanya menggeleng pelan “Aku nggak papa kok, aku ke toilet dulu.” Sabrina pun bergegas meninggalkan Pinky yang masih dalam tanda tanya.
“Heii, kenapa Pink?” tegur Budi heran melihat Pinky melamun.
Pinky pun tersentak “Ah ngagetin aja,” Pinky pun langsung duduk “Oh iya kalian udah pulang?” lanjut Pinky memandang Anci cs yang baru saja datang.
Serempak mengangguk lalu bergegas menuju meja kerja masing masing. Tim HS dan juga SM Romansa pun sibuk dengan tugas masing masing.
Selang beberapa menit Sabrina pun kembali dari toilet, wajahnya masih sama walau Ia sudah membasuh wajahnya, Sabrina pun kembali tersenyum kepada Pinky seolah tidak terjadi apa apa.
“Sab, lo beneran baik baik aja?” selidik Pinky yang mendekat ke arah Sabrina.
Sabrina pun tersenyum dan berkata “Ka, aku baik baik aja kok, tadi mataku tiba tiba aja perih kemasukan debu.” Sabrina pun terkekeh membuat Pinky geleng geleng.
Wina dan juga Indi terlihat sibuk ketika Naya menyapa keduanya yang tengah berada di pantry bersama dengan staff dari Divisi Personalia. Naya pun menyeduh teh hijau kemudian duduk memperhatikan kedua sahabatnya dan kembali memutar memori perjalanan hidupnya.
Enatah apa yang akan Ia lakukan jika kedua sahabatnya tak berada disampingnya kala Ia terpuruk dan juga keduanya rela meninggalkan pekerjaan mereka demi menjalankan SM bersamanya.
Percekcokan antara Indi dan juga Naya beberapa waktu lalu tidak berlangsung lama karena keduanya tidak bisa berdiam dan tidak saling tegur sapa berlama lama, Naya pun meminta maaf atas ucapannya dan juga Indi yang merasa bersalah pun berbaikan.
Tiba tiba ponsel Naya berdering tanda panggilan masuk tapi dari nomor baru, Naya pun memencet tombol hijau “Hallo, apa kabar?” sapa suara disebrang yang membuat Naya kembali menatap layar ponselnya dan mengerutkan keningnya bertanya tanya tentang si penelpon.
“Ini aku Rudi, masa lupa baru beberapa hari di tinggal.” Ujar Rudi dan langsung membuat Naya berkata “Ada urusan apa?”
“Aku ingin bertemu denganmu, aku akan kirimkan alamatnya jadi aku harap kamu datang.” Rudi langsung mematikan sambungan telepon yang membuat Naya ingin berteriak kalau saja bukan di kantor.
Ponsel Naya kembali bergetar, satu pesan masuk dari Rudi yang berisikan sebuah alamat. Naya menatap pesan pada layar ponselnya dan menebak nebak apa yang sedang Rudi pikirkan.
Setelah menyelesaikan urusan bersama staff Divisi Personalia, Indi dan juga Wina pun menghampiri Naya “Kenapa mukanya kayak kerupuk melempem Bu?” tegur Wina yang duduk disamping Naya.
Naya menyerahkan ponselnya kepada Wina memperlihatkan isi pesan dari Rudi. Indi dan juga Wina pun tercengang membaca pesan tersebut “Ini kan hotel ya? Kira kira dia mau ngapain ketemu di hotel?” Indi bertanya kepada Naya.
Naya menggeleng “Mungkin di hotel tapi kan nggak di kamarnya, mungkin di restorannya atau di lobinya kan bisa aja.” Tepis Naya cepat.