☆ KETIKA CINTA DAN NAFSU BERADA DI TEMPAT YANG BERBEDA, DISITU AKAN TERLIHAT SEBERAPA BESAR KADAR CINTA DIBERIKAN ☆
☆ OMBAK CINTA DI PANTAI ☆
Matahari diatas kepala, angin pantai yang sejuk mengurangi panas sinar matahari. Haida berlindung di samping mobil dari sinar matahari. Dia sedang menikmati bekal yang mereka beli di kota.
Steven datang menghampiri Haida, "Ayo sayang! Kita berenang, air laut sangat tenang dan pantainya bersih. Tempat ini sangat bagus, cocok untuk tempat rekreasi. Sayang sekali, sangat jauh dari perkampungan dan kota."
"Aku hanya punya bikini Steven. Aku tidak punya baju renang."
"Tidak apa-apa Haida. Tidak ada orang lain selain mereka bertiga. Tidak perlu malu, toh tadi malam mereka sudah menelanjangi tubuhmu."
Mata Steven mengerling nakal kepada Haida. Dimatanya, Haida terlihat semakin cantik dan segar. Pipi Haida memerah dia tersenyum malu kepada Steven.
"Iya Haida, ayo nikmati pantai ini. Pantai ini sangat jauh dari perkampungan, jadi tempatnya masih bersih."
Komar datang dengan tidak memakai celana sama sekali. Batang akarnya yang kekar sudah tegang dan keras. Batang itu mengayun saat di berjalan mendatangi mereka.
Mulut Haida menganga melihat pemandangan itu. Sebuah pemandangan yang membuat Haida terbakar. Steven tahu itu, Haida tidak akan dapat menahan gejolaknya saat melihat pria telanjang, apalagi pria telanjang dengan batang phallus yang ereksi.
"Aku pergi dulu Haida, disana banyak pohon kelapa yang tidak terlalu tinggi. Mungkin bisa diambil beberapa kelapa muda untuk kita."
Steven bangkit sambil memberi anggukan kepada Haida pertanda mengijinkan. Haida mengangguk dan tersenyum simpul.
"Kamu tidak ingin berenang Haida?"
"Ingin sekali Komar, aku hanya memakai bikini, apakah tidak menarik perhatian?"
"Tidak masalah Haida, disini jauh dari perkampungan. Tidak ada orang lain selain kita. Jadi tidak perlu malu hehehehe........ kan tadi malam kita sudah tahu kemaluanmu, hahahahahahaha ........"
Komar mengajak bercanda ,agar suasana mereka cair. Haida tersenyum kecil, tapi matanya tidak pernah lepas dari batang phallus Komar yang berdiri tegak.
Komar yang berbicara sambil berdiri, batangnya yang ereksi mengarah ke Haida, seolah menyodorkan penisnya ke wajah Haida menantang Haida untuk masuk dalam pertarungan birahi.
Haida yang sejak tadi pandangan mata tidak pernah lepas dari batang phallus itu semakin tidak dapat menahan nafsunya. Tangannya meraih batang itu. Di usap dan dikocok dengan telapak tangannya dengan lembut. Dia tidak pernah bisa menahan gairahnya saat melihat pria telanjang, apalagi melihat batang phallus sedekat ini.
"Hhhmmm kamu ingin ya Haida?." Komar berbisik, dia melihat sorot mata yang berbinar dari bola mata Haida. Sorot mata yang haus akan kepuasan sex.
Haida menganggukkan kepalanya. Matanya menatap wajah Komar, berharap mendapatkan jawaban dengan tindakan dari Komar. Hasrat birahinya semakin membara, rangsangan secara visual bagi Haida sama seperti ketika dia minum obat perangsang sex
"Steven sudah mengatakan kepada kami semua tentang kamu, tentang keinginanmu. Dalam perjalanan ini, kamu bebas untuk melepaskan hasratmu. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Kamu boleh meminta kepada kami saat kamu ingin. Kami juga bebas memakai tubuhmu saat kami ingin. Steven sudah mengijinkan, kamu boleh melakukannya Haida ......."
Haida menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Tanpa menunggu persetujuan sang pemilik penis, dia lahap batang itu masuk ke mulutnya dengan bernafsu.
Haida sudah sangat horny, dia langsung telan batang phallus itu. Hidungnya menyentuh perut bagian bawah milik Komar.
"Uuuuuuhhhh." Mata Komar terpejam mendapat perlakuan Haida.
"Terus Haida uuuuffff ... enak sekali .... kamu pintar Haida..."
Birahi Komar semakin terbakar, dia lucuti semua pakaian Haida sampai dia telanjang seperti dirinya. Cahaya matahari semakin membuat tubuh indah Haida terlihat berkilau karena 'Skincare' yang dia gunakan.
Komar memandang kagum akan keindahan tubuh Haida, tubuh yang putih bersih itu kontras dengan kulit Komar yang hitam dan dekil. Tidak ada wanita di desanya yabg mempunyai tubuh seperti Haida.
Dia buat tubuh Haida merangkak di pasir. Pantat yang indah terpampang di hadapannya. Ada dua lobang yang menunggu aksinya.
Dia tusukkan batang phallus miliknya ke miss-v Haida dengan keras.
"AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHH!" Kepala Haida mendongak, bibirnya terbuka karena efek tusukan pertama Komar ke dalam vagina milik Haida.
"Kamu ingin seperti ini kan Haida, tubuhmu ingin dipakai dengan kasar. Kamu suka diperlakukan seperti pelacur."
Komar memacu batang phallusnya dengan keras kedalam vagina Haida. Dia semakin bernafsu untuk merengkuh kenikmatan bersama Haida saat melihat reaksi Haida. Ekspresi wajah cantik Haida terlihat menikmati saat dia memperlakukan tubuh itu dengan kasar.
"Uuuuuuuhhh....aaahhhhh iya Komar .... aaaaaahhh ... sodok yang keras .... jangan kasihani tubuhku ....aaaahhh aku suka pria kasar .... oooooohhh .... tusuk sampai dalam Komar."
Komar semakin mengayunkan pinggulnya dengan keras. Bukan karena permintaan Haida, tapi karena dia gemas dengan tubuh indah Haida. Tubuh yang gemetar dan pinggul yang menyentak saat menyambut orgasme.
"Ternyata kamu binal juga ... Haida."
"Aaaaaaaaaahhhh!!!!... terus Komar ... enak oooooooohh ... pakai tubuhku ... aaaah .... aku pelacurmu .... aaaaaaaaaaaaaaaahhhh i'm cumiiiiing!!!"
Komar semakin menambah ritme ayunan pinggulnya. Dia makin keras menyodokkan batang akarnya setelah tahu Haida orgasme.
Dia tidak perduli dengan orgasme Haida, dia tahu dari Steven, tubuh Haida akan selalu minta orgasme. Dia tidak terpancing dengan desahan dan lenguhan Haida, apalagi ekspresi sayu dari wajah cantiknya.
"OOOOOOOHHHHH!!!! ... ENAK.... ENAK SEKALI AAAAAAHHH! ... TERUS .... AAAAHHHH!!!!!!!"
Haida tidak dapat menahan gairahnya. Suara lenguhannya sangat keras. Dia sudah tidak perduli dengan sekitarnya. Desahan dan lenguhan itu sudah mirip teriakan kenikmatan.
Komar semakin brutal, dia tahu apa yang diinginkan Haida. Dia memacu batangnya tanpa jeda sama sekali. Lembah kenikmatan Haida bertambah becek, banjir lendir disitu menandakan pemiliknya ingin meraih orgasme sebanyak banyaknya.
CROK! CROK! CROK! CROK! .....
PLAK! PLAK! PLAK! PLAK! ........
Kecipak suara batang yang menumbuk tempat berlendir bersahutan dengan suara hantaman paha Komar ke pantat Haida. Panta indah itu kadang tersentak, paha mulus itu kadang gemetar saat Haida mendapatkan orgasme.
"AAAAAAAAHH! ... OOOOOHHH! .... TERUS! ....AAAAAAHHHH! ... ENAK! ...TERUS! ... AAAAAHHHHHH! .... AKU INGIN!....... AAAAAAAAAAAAAAAAHH! .... I'M CUMIIIIIIIIIIIIIIIIIING!"
Haida tidak dapat menahan tubuhnya akibat orgasme yang meledak di tubuhnya. Tangannya tidak kuat menahan tubuhnya. Posisi merangkak berganti menjadi bersujud, itu karena Komar menahan pinggulnya. Wajahnya terkena pasir pantai yang kotor.
Sedangkan Komar semakin brutal memperkosa vagina Haida. Tusukkan phallus milik Komar semakin mantab. Birahinya semakin terbakar, dia ingin segera menuntaskan permainan. Dia merasakan orgasme akan segera dia dapat. Batang phallus miliknya semakin keras menghantam, semakin dalam menusu vagina Haida.
CROK! CROK! CROK! CROK! .......
"AARRRRRGGGHHHH"
Komar tancapkan batangnya sangat dalam. Dia biarkan batang itu terpendam di dalam tubuh Haida, sampai terkuras habis sperma yang keluar dari batang phallus miliknya dan mengisi rahim Haida. Keringatnya bercucuran menetes di punggung Haida.
Dia berguling dan duduk disamping Haida yang masih bersujud menikmati denyutan orgasme tubuhnya.
"Kamu hebat Haida. Suara erotismu mirip pelacur."
Haida hanya tersenyum mendengar Komar bicara. Kamu tidak tahu Komar, aku memang selalu menganggap diriku pelacur agar aku dapat menikmati saat bersetubuh, kata Haida dalam hati.
"Ayo Haida! Kita berenang di pantai. Supaya tubuhmu segar."
Mereka berjalan bersama ke pantai dalam keadaan telanjang bulat seperti bayi baru lahir. Mereka harus melewati Anto, Syaiful dan Steven untuk sampai ke bibir pantai.
Haida agak canggung saat bertemu pandang dengan suaminya. Steven seperti memberi kesempatan kepadanya untuk merengkuh kenikmatan sexual dengan Komar. Sepertinya perjalanan ini bukan hanya sekedar perjalanan untuk survey lokasi, tapi juga perjalanan untuk memuaskan fantasi sexual Steven dan memberikan kesempatan kepada Haida untuk memuaskan gairah sexnya yang luar biasa.
"Wah, sayang! Suaramu sampai terdengar di sini. Lihat! Saiful dan Anto sampai terangsang." Steven menggoda Haida, dia selalu melihat kecantikan istrinya mengeluarkan aura yang berbeda setelah mendapatkan orgasme dengan pria lain. Wajahnya terlihat segar.
Anto yang dari tadi hanya menyaksikan dari jauh, saat tubuh indah Haida menjadi boneka permainan Komar, bangkit berdiri. Dia peluk tubuh Haida dari belakang, bibirnya mencari bibir Haida dan memagut bibir merah Haida.
Suara kecipak bibir mereka saat beradu bersaing dengan suara kecipak suara phallus milik Anto dan vagina Haida yang becek karena air mani Komar.
Air mani milik Komar membuat jalan masuk rongga tubuh Haida menjadi licin. Tanpa bicara Anto mengayun kan pinggulnya dengan cepat. Hardcore !!!!!!!!!.
"AAAAAAAAAHHHHH BE PATIENT FIRSSSSSSST.............ANTO... OOOOOOOHHHHHH."