Perjalanan Cinta

Haida Lee
Chapter #5

Perjalanan Cinta #5

Gairah istri,istri binal,cerita sex,istri selingkuh.

KEPUASAN BIRAHI?

Rizal menghampiri Haida yang masih berdiri di tepi jalan setapak, matanya mengikuti langkah Steven yang perlahan menghilang di balik bayangan pohon besar. Suara dedaunan bergesekan pelan diterpa angin pagi, dan aroma tanah lembap khas hutan Kalimantan menambah sunyi yang panjang.

Haida menarik napas dalam-dalam. Senyum tipis terlukis di bibirnya, tapi sorot matanya menyimpan rasa ...cinta ... syukur, dan sejumput kebingungan.

"Apakah semua suami di dunia bisa seperti Steven?" batinnya berbisik.

Seorang pria yang begitu sabar dan lembut memperlakukannya. Seseorang yang mengangkat dirinya dari jurang frustasi karena patah hati dan bahkan memberi kebebasan pada dirinya untuk menemukan kesenangan sexual meski dengan batas-batas yang hanya Steven sendiri yang tentukan.

Namun perjalanan Steven dengan membawa dirinya kali ini seperti sebuah mimpi yang aneh. Perjalanan yang justru membawanya kembali pada masa lalu ... pada Rizal Amri, nama yang tak pernah benar-benar lenyap dari hatinya.

Rizal berhenti hanya beberapa langkah di depannya. Pandangannya tajam, tapi lembut. Ada sesuatu yang tak terucap di antara mereka, sesuatu yang dulu sempat tumbuh tapi tak pernah sempat mekar.

"Suamimu hebat, Ida."

Haida memalingkan wajahnya. Dia tersenyum kepada Rizal, dan menyandarkan kepalanya didada pria itu.

"Benar Kak, aku tidak tahu bagaimana hidupku kalau saat itu tidak bertemu dengannya. Steven tidak pernah membiarkan diriku tenggelam dalam kesedihan."

"Dia juga seperti dirmu Kak Amri, dia tidak pernah mengenal wanita lain selain diriku."

"Steven sangat menyayangi dirimu. Seharusnya kamu melupakan diriku, Ida."

Haida tersenyum manis dan menengadah menatap mata Rizal. Ingin meyakinkan dirinya mendengar ucapan Rizal.

"Aku sempat lupa dengan masalaluku Kak Amri. Tapi ini seperti takdir yang mempertemukan kita. Aku tidak mengira akan bertemu dirimu di hutan seperti ini."

Rizal terdiam. Pandangannya tertuju pada mata Haida yang berkilat di antara cahaya pagi. Ada rindu yang mencoba menembus waktu, tapi juga kesadaran bahwa kini mereka berdiri di sisi yang berbeda dari masa lalu.

“Aku tidak tahu harus iri atau kagum sama suamimu. Tapi kalau dia tahu siapa aku dari awal ... apa dia tetap membiarkan kamu di sini?”

"Suamiku tahu segalanya,Kak Rizal. Dia tahu tentang dirimu dan diriku. Dia sudah memperhitungkan setiap konsekwensi yang akan terjadi. Aku percaya dengan Steven, dia yakin aku tidak akan mengkhianati kepercayaannya."

"Aku tadi sempat ketakutan dengan Steven. Aku merasa bersalah telah menodai cinta Steven pada dirimu. Tapi ... aku tidak melihat ekspresi marah pada diri Steven. Padahal dia tahu apa yang kita lakukan tadi malam. Suami hebat ...dia hatinya terbuat dari apa. Tidak semua pria bisa berlaku seperti itu."

Wajah Haida menengadah menatap Rizal. Senyum nakalnya berkembang dibibirnya yang indah.

"Hhhmm ... kamu masih ingat apa yang kita lakukan semalam?"

"Ingat sekali Ida ... sangat indah. Baru sekali ini aku merasakannya."

Tangan Haida meraba tongkat di balik celana Rizal, masih lembut. Tangannya meraih leher pria lugu ini, pria yang perlu diajari tentang arti cinta dan sex.

"Ida! .... aku belum mandi. Aku masih kotor. Sisa persetubuhan kita kemarin belum aku bersihkan."

"Tubuh kiita sama-sama masih kotor. Tapi cinta kita tetap suci Kak Amri. Aku ingin bulan madu untuk kita. Kamu tidak pernah mengotori cintamu dengan nafsu. Tapi kali ini aku akan mengajari kamu tentang cinta kita dengan nafsu."

Haida melepas kancing celana Rizal, dan menarik turun hingga terbuka. Tongkat phallus milik Rizal sudah keras seperti tombak. Siap menghujam tubuh Haida.

Bibir Haida menyentuh ujung kepala phallus milik Rizal. Tapi tertahan oleh tangan Rizal.

"Jangan Ida! ... ini masih kotor."

"Aku yang membuat kotor, aku pula yang akan membersihkannya, Kak Amri."

Lubang hidung Haida menikmati aroma sisa persetubuhan mereka semalam. Aroma sperma bercampur dengan lendir dari rahimnya masih menempel kuat di tongkat phallus itu.

Lidahnya bermain disekujur permukaan phallus, membuat pemiliknya tidak bisa menolak perlakuan Haida.

"Aaaarrrggghhh ... Ida ... kenapa tidak dari dulu kita melakukan ini."

Haida tersenyum genit kepada Rizal. Kalau kamu dulu melakukan ini padaku, kamu tidak akan menemukan seorang 'Haida' seperti 'Haida' sekarang ini.... Haida berkata dalam hati. Dia menyadari, dia dulu buta sama sekali tentang sex. Waktu itu tidak pernah terbersit sekalipun dalam otaknya berpikir tentang perlakuan sex dari Rizal. Dia hanya berpikir tentang cinta.

Steven yang membuka kotak pandora dalam tubuhnya, dan mengenalkan arti sex. Dia yang mengajarkan untuk memisahkan sex dengan cinta, tapi dia juga mengajarkan tentang cinta yang dibumbui dengan sex, bukan sex dengan cinta.

Cinta dan seks adalah dua sisi yang bisa tampak berbeda, tergantung bagaimana kita menempatkannya. Cinta adalah komitmen untuk membangun hubungan yang bermakna bersama pasangan, sedangkan seks adalah bentuk rekreasi fisik untuk mencari kenikmatan dan pelepasan.

Namun, ketika cinta dan seks diberikan kepada pria lain, keduanya dapat mengguncang fondasi pernikahan. Dan Haida pernah terperosok dalam pusaran gairah yang justru membangkitkan kembali rasa cinta terlarang di dalam dirinya. Dan itu menjadi rahasia Haida dan Steven yang tidak mungkin diungkapkan.

"Lupakan 'Ida' milikmu yang dulu, Kak Amri .... Saat ini ... nikmati saja tubuh 'Ida' mu yang sekarang."

Haida bangkit dan berdiri dihadapan Rizal, sorot matanya menantang Rizal untuk melakukannya kepada tubuhnya. Dia melepas jaket milik Rizal dan melemparkan dirumput halaman. Disusul dengan kaos tipis berwarna ungu milik Steven.

Tubuh indah Haida kini disinari matahari pagi, kehangatan sinar matahari pagi berubah menjadi panas karena gairah dari dalam tubuh Haida.

Naluri laki-laki Rizal bangkit, dia memang bodoh untuk urusan sex dan cinta, tapi nalurinya sebagai laki-laki menuntun dirinya untuk menikmati tubuh telanjang ditengah halaman ini. Tubuh yang indah dan terawat dengan baik. Cahaya matahari pagi membuat tubuh Haida bagai patung dewi amor yang dipasang ditengah halaman.

Rizal menghampiri Haida dengan batang phallus yang terayun-ayun. Dua anak manusia dalam keadaan telanjang seperti bayi yang baru lahir, berdiri dihalaman.

Tubuh Haida larut dalam dekapan Rizal. Kini giliran Rizal yang memulai permainan itu, naluri lelakinya membimbing gerak dan hasratnya, menuntunnya mendekap wanita telanjang yang kini tak lagi berjarak di hadapannya.

Dalam pelukan Rizal, tubuh Haida seakan kehilangan batas. Ada getar yang memanggil, ada naluri yang membara. Haida tahu, Rizal mengikuti nalurinya, bukan sekadar sebagai pria, tapi sebagai seseorang yang pernah mencintainya dengan seluruh jiwa.

Bibir Rizal melumat bibir mungil Haida. Getaran asmara itu disambut dengan bara panas yang mengalir melalui bibir dan lidah Haida. Bibir mereka yang bertaut membawa mereka lebih dalam tenggelam dalam samudera birahi.

Haida perlahan memutar tubuhnya, kini membelakangi Rizal. Gerak pinggulnya mengalun lembut namun penuh goda, sentuhan pantatnya kepada Rizal menyalakan bara di antara mereka yang kian sulit diredam.

Rizal akhirnya mengerti, Haida meminta dia yang memegang kendali. Tangannya menuntun phallus miliknya untuk memasuki tubuh Haida. Cairan birahi Haida bercampur sisa sperma miliknya sisa pertarungan tadi malam menjadi pelumas untuk memasuki tubuh Haida.

"Aaaaaaaahhhh ....! Lakukan Kak Amri ...! Ambil tubuhku ...!"

Gairah Haida pagi ini lepas tidak terkendali. Suasana sepi di perkampungan itu memberi kebebasan Haida untuk menjadi liar.

"Aaaaahh ..! Lakukan Kak Amri ..! Aaaahh...! Jangan iba kepadaku ... oooohh ..! Puaskan dirimu Kak ..! Nikmati tubuhku, Kak Amri."

Haida semakin liar, batang phallus yang keras sudah merasuki tubuhnya. Membuat dirinya menjadi gila untuk meraih kenikmatan orgasme.

Rizal mengayunkan pinggulnya sengan keras. Dia tidak tahu bagaimana mengatur ritme agar bisa menunda orgasme dirinya. Dia hanya mengikuti permintaan Haida. Tetapi efek yang ditimbulkan sangat hebat. Tubuh Haida terguncang karena badai orgasme yang pertama.

Lihat selengkapnya