Tidak ada hal yang menyenangkan ketika perpisahan itu datang. Seperti yang dialami oleh pria bernama Lintang. Ia sama sekali tidak pernah membayangkan apa yang akan terjadi. Salah satunya kehilangan seseorang. Setelah hal itu nyata. Seketika kehidupannya berubah. Seperti hubungan persahabatan dengan Rengli dan Caca. Ia mendesah berat. Kemudian memandang gelas yang hanya meninggalkan ampas kopi. Kemudian tersenyum nanar, air matanya lagi-lagi mengalir. ''Mayra. kamu apa kabar? Aku di sini kangen banget sama kamu. kenapa kamu pergi?'' ia mengajak gelas itu mengobrol, meluapkan semua rasa kerinduan yang sangat mendalam.
''Andaikan kamu pergi ke beda kota atau negara. Pasti aku usahain agar bisa ketemu kamu.'' Ia ambil napas dalam-dalam. Seketika dadanya merasa amat sesak. Suaranya pun terdengar bergetar. ''Tapi ini beda...'' ia berusaha melanjutkan ucapannya, ''Kamu pergi ke tempat yang sama sekali aku enggak bisa datangi,'' ujarnya lirih.
Satu jam berlalu. Rengli menaikan sedikit kecepatan karena kini berada di jalan tol lagi. Ia mengambil jalur kanan. Suara percakapan kembali terdengar. Kali ini suara Caca terdengar kesal karena coklatnya diambil Lintang.