Caca mengangguk mengerti. "Cinta boleh. Tapi, jangan seratus persen. Karena lo sendiri aja enggak yakin tentang perasaan dia, kan? Kedepannya enggak ada yang tahu. Bisa jadi Lintang pergi ninggalin lo. Jangan terlalu yakin ke manusia. Karena bisa aja orang yang lo percaya berubah menjadi kecewa bahkan menyakitkan."
Mayra menatap takjub. ''Wow!! Selain berisik, lo bisa bijak juga!''
''Sialan!'' serunya diselingi tawa.
__
Mayra menutup pintu secara pelan. Hitungan ke dua kaki melangkah. Suara tak asing menghentikan gerakan kaki. "Dari mana aja? Kemarin enggak pulang."
Mayra menyengir kuda. Kemarin, ia hanya izin ke Tante Olivia dan sekarang Tante Olivia sedang tugas ke luar kota. Mungkin tantenya lupa memberitahu pria sedang berdiri di hadapannya. Mayra meletakan tas di atas sofa. ''Gue udah izin kok, sama tante kemarin. Daripada gue sendirian, yaudah nginep di rumah Caca," ia menjelaskan tanpa mengurangi atau menambahkan fakta sedikit pun. Sebelum Kak Prilon membalas. Mayra melanjutkan kalimatnya, "Gue mau mandi dulu. Dadah Kakak akuuu!!!"
Kak Prilon hanya bisa terkekeh kecil melihat tingkah adik sepupunya yang telah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.