Keesokan hari. Setiba di Delima. Caca tidak langsung ke kelasnya. Melainkan menghampiri ke kelas Rengli terlebih dahulu. Bila kemarin tidak ada Mayra. Ia pasti bingung pulang naik apa karena uang jajannya telah habis. Di rumah juga tidak ada orang. Kedua orang tuanya sedang menghadiri acara arisan keluarga di Tegal. Karena ia belum mengambil uang di ATM. Uang simpanan di celengan bergambar panda telah habis. Rengli asik membaca komik Doraemon tergelonjak kaget melihat kedatangan Caca secara tiba-tiba.
kali ini yang wanita itu lakukan bukan memukul lengan Rengli seperti apa yang dilakukan kemarin. Ia berusaha mengatur emosi dengan baik. Bibirnya tersenyum paksa. Dan Rengli melihat Caca tersenyum seperti itu menambah kesan horror. ‘’Kenapa lo ninggalin gue?'' harusnya lo tanya gue dulu, gue pulang naik apa.’’
Rengli tersenyum sinis. ‘’Manja banget lo. Ditinggal doang ngambek!’’
Caca berdecak. Dengan satu tarikan napas panjang. Ia membalas, ‘’Lo udah gue temenin tapi malah nyebelin. Kemarin uang gue habis, Rengli! Untung Mayra bisa jemput gue. Kalau enggak?!’’
‘’Beliin gue makanan jam istirahat nanti!’’ kemudian ia mengayunkan kaki ke luar kelas.
Atas penjelasan Caca barusan membuat Rengli terdiam. Seketika ia merasa bersalah…tidak seharusnya meninggalkan seperti itu. Ia menatap lurus ke punggung Caca semakin menjauh hingga tak terlihat. Dan kini ia berpikir bahwa Caca sangat membenci dirinya.
Sorry, Ca. tapi gue enggak bisa bilang alasan kenapa gue ninggalin lo.
----
Waktu berjalan sangat cepat. Tidak ada lagi ajakan main di group chat mereka ber empat. Yang ada hanya saling bertukar informasi tentang materi yang dibahas. Bila di antara mereka ber empat tidak paham. Caca, orang teranjin dibandingkan Rengli, Mayra dan Lintang. Membuat jadwal kerja kelompok selama seminggu. Karena konsep yang Caca buat. Mereka ber empat mendapatkan nilai yang memuaskan. Lintang awalnya tidak pernah mendapatkan sepuluh besar. Kini meraih rengking sembilan dari dua puluh lima dua siswa di kelasnya. Sedangkan Rengli di atas dua angka pria itu.