Yang mereka rasakan saat ini, lelah. Tenaga seperti terkuras. Mayra dan Caca memilih merebahkan tubuhnya di kasur yang berbeda. Tv dibiarkan menyala, suara iklan hanya digunakan untuk memecahkan keheningan. Dua perempuan tersebut asik memainkan ponsel masing-masing. Entah karena waktu yang cepat atau asik liburan di Solo hingga Malang, dua kota berbeda dengan jarak tidak dekat. Selesai membalas pesan dari Velika. Perempuan itu turun dari kasur. Kemudian berjalan ke depan pintu. Caca melirik ke arah Mayra. ‘’Mau ke mana?’’
Selesai menggunakan sandal hotel. Mayra menoleh ke Caca. ‘’Lintang ngajakin keluar sebentar. Mau nyari makanan katanya.’’
Kening Caca berkerut. Bukannya tadi baru keluar? Ia diam sejenak. kemudian menyadari sesuatu. ‘’Yaila bilang aja si kalau mau pacaran!’’ kekehnya. ‘’Jangan malam-malam!’’ lanjut Caca tertawa kecil.
Mayra meladeni dengan senyuman tipis. ‘’Gue keluar dulu ya? Dadah!!’’
---
Tiga telah terlewati. Kemarin, mereka ber empat memutuskan untuk istirahat di hotel, tidak pergi ke mana-mana untuk menyimpan energi pulang ke Jakarta. Keesokan paginya, terlihat dua perempuan sibuk menatap pakaian ke dalam tas. Mayra mondar-mandir mengambil peralatan makeup nya yang tergeletak di atas meja untuk dimasukan kembali ke dalam tas. ‘’May, nanti kita berangkat sore kan, ya?’’ tanya Caca memastikan kembali jam pulang ke Jakarta.
Mayra menutup tas setelah semua merasa sudah masuk semua, menimbulkan suara resleting tertutup. ‘’Iya. Si Rengli maunya sore.’’ Kemudian ia berpindah tempat berjarak dua jengkal. Kini perempuan itu duduk di depan koper. ‘’Bawaan gue kenapa jadi bercabang gini ya?’’ Mayra berguman sendiri.
‘’Ya lo belanja apaan aja emang?’’ sahut Caca pelan. Di hari ke dua di Malang. ketika perjalanan pulang dari berberapa tempat mereka datangi. Mayra meminta antarkan ke tempat oleh-oleh yang berderet di pinggir jalan daerah Batu.
Mayra menghitung kaos yang masih terbungkus plastic transparan. ‘’Gue beli lima kaos. Untuk Kak Velika, terus Ayah gue, Tante Olivia sama Kak Prilon.’’