Kevin lekas naik kembali ke lantai tiga sambil membawa lima botol air minum yang ia dekap dengan kedua tangannya. Sesampainya di ruang tunggu ICU, ia kembali duduk di samping Amanda.
“Man, minum dulu.” Kevin memberikan satu botol air kepada Amanda.
“Makasih Vin.” Amanda menerimanya dan tersenyum kemudian membuka botol tersebut dan meneguk airnya.
“Kamu bisa tolong kasih tiga botol ini ke Erica?” tanya Kevin setelah Amanda selesai minum sambil memberikan tiga botol lainnya.
“Oh iya.” Amanda lekas bangkit ke arah Erica dan Ibu Ryu.
“Ca, tante, maaf aku mau ngasih air minum.” Amanda menyadarkan keduanya dari lamunan.
“Makasih Ka.” Jawab Erica.
“Terima kasih Manda.” Susul ibu Ryu.
“Sama-sama.” Amanda mencoba tersenyum.
Ayah Ryu keluar dari ruang ICU sambil membawa sehelai kertas. Ia lekas menghampiri Ibu dan Erica.
“Gimana Pah?” tanya ibu.
“Ryu masih harus dirawat secara intensif, Papah bawa catatan beberapa keperluan yang harus disediakan, Papah dan Ibu pulang dulu ambil beberapa keperluan, Ica tunggu di sini dulu ya, karena harus ada satu anggota keluarga yang stand by.” Jelas ayah.
“Iya Pah, enggak apa-apa.” jawab Erica.
“Ayo Mah, ada beberapa barang yang harus dibeli juga di apotek dan supermarket.” ajak ayah.
“Iya, Ica tunggu dulu ya, kalau ada apa-apa langsung telepon ya,” sambung ibu.
“Iya Mah.” jawab Erica.
“Manda tolong temenin Ica dulu ya, nanti Tante ga lama balik lagi.” Pinta Ibu Ryu.
“Iya Tante enggak masalah, Manda masih di sini kok.” Jawab Amanda.
“Terima kasih ya.” Tutup Ibu Ryu yang kemudian bangkit menyusul ayah yang sudah berjalan terlebih dahulu.
Kevin lekas bangkit dari duduknya dan mendekat ke arah Amanda juga Erica.
“Sabar ya Ca, Ka Ryu pasti baik-baik aja.” Amanda mengelus bahu Erica lembut.
“Amin, semoga aja Ka Ryu cepet sadar. Aku juga kaget Ka Ryu baru aja dinyatakan meninggal tapi ternyata Ka Ryu masih hidup.” Jawab Erica.
“Near-death experince atau mati suri mungkin adalah hal yang baru aja Ryu alamin,” Kevin ikut bergabung dalam obrolan tersebut.
“Dan hal itu memang bisa terjadi, Ayahku adalah seorang dokter dan pernah beberapa kali menceritakan pengalaman pasien yang mati suri.” Lanjutnya.
“Orang yang mati suri akan kembali hidup kan Ka?” tanya Erica penasaran.
“Betul, kata Ayah, beberapa kasus pasien terlihat seperti koma dalam waktu lama atau benar-benar sudah kehilangan denyut nadi dan detak jantungnya kemudian hidup kembali.” Jelas Kevin.
Ponsel Amanda tiba-tiba saja berdering, ia melihat notifikasi pada layar ponselnya dan terlihat “Mommy Calling”.
“Sebentar ya, Aku angkat telepon dulu.” Ia lekas berdiri menuju sudut ruang tunggu.
“Halo, Mom.”
“Manda, kamu pulang jam berapa?” tanya ibunya dari balik telepon.
“Mom, Ryu ternyata koma, aku masih di Rumah Sakit nemenin adiknya, kasihan orang tuanya masih urus beberapa keperluan. Mungkin aku pulang agak malam, boleh ya Mom?"
“Yasudah tidak masalah, nanti kabari kalau udah mau pulang ya.”
“Vielen dank Mom, bye.” Tutup Amanda.
Mereka menunggu di Rumah Sakit sekitar satu jam hingga ibu dan papah Ryu kembali. Kevin mengajak Amanda dan Erica untuk makan malam sebelum memutuskan untuk pulang hari itu.
“Man, Yudis udah sampe Bandara nih, dia mau kesini mungkin dua jam lagi sampe.” Kevin memberitahu Amanda kala mereka sedang makan malam di kantin Rumah Sakit.