“Amir! kenapa kamu pulang ke desa diam-diam?” tanya Yudis dengan nada suara keras.
Amir hanya menunduk mendengar pertanyaan Yudis.
Amanda menyentuh lengan Yudis memberi isyarat untuk tidak terburu-buru.
“Maaf Amir, Bapak datang bersama teman-teman dari kota untuk menyusul kamu.” Yudis kini memelankan suaranya.
“Amir, perkenalkan saya Amanda. Amir kalau boleh kami istirahat sebentar karena perjalanan ke sini cukup melelahkan.” Amanda tersenyum ke arah Amir berusaha untuk berkenalan dengannya.
“Nggih Bu, silahkan.” Amir menatap Amanda kemudian berjalan menuju pintu belakang rumahnya.
“Masuk dari depan saja, Amir bukakan pintu dulu dari dalam.” Amir membuka gagang pintu belakang rumahnya.
“Kamu tadi latihan lompat jauh?” Ryu mendekat dan bertanya penasaran dengan apa yang baru saja Amir lakukan.
“Saya latihan melompat agar bisa menangkap kelinci. Kelinci bisa melompat sangat jauh dan berlari dengan cepat. Silahkan Pak, saya bukakan pintunya dari dalam.” Amir menunjuk ke jalan samping yang menuju pintu depan rumahnya.
Ryu menganggukkan kepalanya dan berjalan menyusul ketiga temannya yang sudah terlebih dahulu menuju ke depan rumah.
“Jangan langsung kaya gitu Dis, kasian dia.” Amanda mencoba berbicara mengenai sikap Yudis saat melihat Amir tadi.
“Iya sori Man, aku pengen cepet-cepet bawa dia pulang.”
“Dia ngapain lompat jauh banget tadi ya?” Kevin bertanya penasaran.
“Katanya latihan buat nangkep kelinci.” Ryu menghampiri ketiga sahabatnya yang sudah berdiri di depan pintu.
“Lama banget ya buka pintu aja.” Yudis penasaran melihat lewat celah jendela.
“Sabar Dis.” Amanda mencoba menenangkannya.
“Masalahnya dia itu beda Man.” Yudis mengetuk pintu rumah Amir pelan.
“Amir..” panggilnya sambil mengetuk.
Suara tawa terdengar nyaring dari belakang rumah diikuti langkah berlari menjauh. Yudis segera melongok ke samping rumah dan melihat Amir sudah berlari masuk ke dalam hutan.
“AMIR!” Teriaknya ke arah hutan.
“Amir kabur, kejar kejar!” Yudis segera berlari mengikuti arah Amir pergi.
“Dis! Tunggu!” Kevin ikut berlari mengejar Yudis.
“Duh, kok jadi gini sih?” Amanda memasang wajah khawatir ke arah Ryu.
“Aku ikut ngejar ya, kasihan Yudis dan Kevin.” izin Ryu kepada Amanda.
“Aku ikut, di sini enggak ada siapa-siapa Ri.”
“Yaudah ayo.” Ryu dan Amanda segera berlari mengejar Yudis dan Kevin.
“AMIR!” Yudis berhenti berlari dan berteriak ke segala arah di tengah hutan.
“Cepet banget larinya Dis.” Kevin menghampiri Yudis dengan nafas yang memburu.