Perjalanan Menggapai Ridha sang Illahi

Violet Senja
Chapter #21

Chapter #21 Tareem Aku Datang

Perjalanan udara melintasi benua bukanlah waktu yang pendek. Waktu tempuh Jakarta-Abudbai memakan waktu sekitar 8 jam. Setelah transit di Abudabi aku harus melanjutkan kembali perjalanan Abuddabi-Mesir sekitar 5 jam. Untuk membunuh sepi dalam pesawat tidak banyak yang aku lakukan. Hanya membaca buku atau Alquran. Dari Abudabi pesawat melanjutkan perjalanan sekitar 4 jam dari bandara Mesir menuju Siyun, kemudian dari Siyun menuju Bandara Mukala, Yaman sekitar 6 Jam. Di bandara Mukala itulah kak Haikal dan kak Adibba, menjemputku.

Sekitar pukul 7:00 waktu setempat, pesawat yang aku tumpangi leanding di Bandara Mukala. Setelah mengambil barang bawaan, aku keluar menuju pintu Bandara. Ada banyak orang yang menjemput di sana. Ekor mataku mencari sosok yang kukenal.

Dari kejauhan kulihat, kak Haikal dan kak Adibba sedang mencariku sepertinya, dan mereka sedikit kesulitan, karena aku menggunakan baju muslimah syar’I lengkap dengan nikob yang menutupi wajah.

Kulambaikan tangan ke arah mereka, senyum lebar di wajah mereka setelah melihatku, seraya berjalan menghampiri.

“Fatimaaaah… kamu keren sekali, pangling, aku nyaris tidak mengenalimu,” ucap kak Adibba setelah berada di hadapanku.

“Gimana perjalanannya?” tanya kak Haikal, seraya mengambil koper di tanganku.

“Cukup melelahkan dan menjenuhkan. Tapi…, Asik!” seruku sambil terkekeh.

“Ayo, nanti ketinggalan pesawat,” ucap kak Haikal.

“Hah! Kita naik pesawat lagi?” tanyaku heran.

“Iya, kita masih satu kali naik pesawat lagi. Menuju Bandara internasional Sana’a, Yaman,” tutur kak Adibba. Benar-benar perjalanan yang cukup panjang. Semoga Allah senantiasa meridhai setiap langkahku.

Tiba di San’a, kami menggunakan taksi menuju apartemen yang akan kutempati. Setelah itu kak Haikal dan Kak Adibba mengajakku mengunjungi kampus, karena mereka harus segera kembali ke tempat mereka tinggal sebelum malam tiba.

Di sini aku sendiri menjalani hari jauh dari orang-orang yang kucintai, hanya Allah yang memebrsamaiku saat ini.

Dengan berbekal bahasa Arab yang belum terlalu fasih, aku melakukan interaksi dengan teman-teman dan lingkungan sekitar. Jarak tempuh apartemen dengan kampus tidaklah jauh, bisa kulakukan dengan berjalan kaki. Di sini di Kota kecil, Propinsi Hadromaut.

Lihat selengkapnya