Perjalanan Rhu

Senjanila
Chapter #11

Kembali

Rhu membuka matanya, menyentuh-mematikan alarm jam yang melayang digital di atas matanya. 

Saat menatap ke jendela, tirai-tirai itu menyingkir perlahan. Sinar matahari pagi masuk ke dalam kamar apartemennya. Ini apartemen yang baru setahun ia tempati. Setahun setelah pulang dari kota X. Ayahnya membelikannya yang baru.

“Aduh..” kakinya menabrak buku-buku yang semalam ia geletakkan di lantai. Buku-buku kuliah yang belum selesai ia baca. 

“Seharusnya aku membaca versi digitalnya saja.”

Ia beranjak ke dapur yang terlihat sepi. Sepi karena tak ada banyak makanan dan alat-alat masak. Ada sebuah mesin pembuat kopi instan yang berdiri di pojok. Namun Rhu memilih membuka lemari es, mengambil beberapa es batu. Ia ingin membuat es teh hijau. Di dalam lemari sudah tersedia satu toples teh hijau yang masih penuh. 

Rhu terdiam. 

“Lebih baik minum air putih saja…” Ia menghela napas dan mengembalikan es batu ke dalam freezer.

Kring..!

Suara telepon berbunyi. Rhu mengangkatnya.

"Kau benar akan melakukan penelitian skripsi di kota X? Kau tak bercanda?" Tanpa mengucapkan salam, ayahnya langsung memberinya pertanyaan-pertanyaan dengan nada tinggi.

"Ayah tahu? Ya.. aku memang berencana ke sana. Ada apa?"

"Ayah tak mau kau dapat masalah lagi di kota itu… ah, jangan bilang kau masih ingat Arthur. Mungkin dia sudah mati."

"Ayah, jangan bilang seperti itu lagi. Aku tak peduli dia masih hidup atau sudah mati. Aku akan tetap pergi ke sana, aku harus kembali ke sana!"

"Ok.. ok.. Ayah tak bisa menahanmu. Jika kau ada masalah, cari saja Sam. Dia sudah berhenti jadi polisi, tapi dia masih bisa dimintai bantuan."

Rhu menutup teleponnya. Ia harus bersiap untuk pergi ke kota X untuk kebutuhan skripsinya, sekaligus menemui dan mencari Arthur.

Kepergiannya ke kota X kali ini bukan beberapa hari saja. Ia berencana berada di sana selama dua minggu untuk penelitian. Dosen pembimbingnya juga mendukung rencananya ini. 

Rhu membuka tas ranselnya, ada beberapa koran kota X yang ia dapat dari dosennya. Ada berita tentang Sam di koran itu. Wajahnya muncul di beberapa artikel. Sam beberapa waktu lalu memilih berhenti menjadi polisi. Ia mendapat dukungan mahasiswa untuk ikut pemilihan walikota, sayangnya dia kalah. Rhu ikut kecewa mengetahuinya.

Lihat selengkapnya