PERJALANAN TERAKHIR My Last Journey

Hans Wysiwyg
Chapter #22

Siapa Paman Hong?-Teduh Dalam Bara

Kali ini rencana Mei dan Xixi semakin bulat. Mereka tidak mau terlambat didahului oleh Paman Hong palsu—seseorang yang mengaku sebagai petugas bank dan pengirim surat dari mendiang paman Xixi—meskipun waktu kepulangan Chao masih seminggu lagi. Bukan tidak mungkin Paman Hong itu akan lebih dulu membocorkan pertemuan sebelum Chao pulang. Juga, bukan tidak mungkin Chao nekat pulang lebih awal demi Xixi.

Saat kunjungan terakhir ke kafe, Mei telah memberi tahu pemilik kafe tentang laki-laki yang ciri-cirinya telah disebutkan secara detail. Pemilik kafe bersedia membantu dengan imbalan tips besar. Cara ini dinilai efektif, mengingat Mei dan Xixi tidak bisa sepanjang hari menunggu kemunculannya di kafe. Agen bayaran Mei itu menjadi mata-mata mereka untuk mengintai keberadaan laki-laki yang mereka incar.

“Aku akan melakukannya tanpa bayaran,” ujar pemilik kafe kepada Mei ketika rencana itu disampaikan. Mei terkejut dan menanyakan alasannya. Mei akhirnya tahu bahwa Han, pemilik kafe, adalah teman baik Jinxiang, yang telah membantu mengembangkan kafenya hingga besar seperti sekarang. Han setuju membantu tanpa pamrih, tetapi Mei justru khawatir dan meminta agar hal ini untuk sementara tidak diketahui Jinxiang. Kecuali jika laki-laki itu ditemukan dan identitasnya diketahui, barulah rencana mereka bisa diungkap. Han sepakat.

***

Pengunjung kafe siang itu tumpah ruah. Seluruh sisi kafe penuh. Han, teman Jinxiang, mulai beraksi dengan memilih duduk di sudut kafenya sendiri, memesan segelas squash, dan duduk santai sambil mengenakan kacamata hitam untuk membantu penyelidikan.

Sementara itu, Xixi yang penasaran tengah membongkar koper mencari berkas-berkas terkait uang pamannya. Ia teringat salah satu kuitansi tagihan bank yang pernah diterima saat serah terima aset sitaan. Xixi hanya mengingat seseorang bernama Hong, tetapi bukan laki-laki berwajah tirus dan kurus yang mengantarkan surat dan mengaku bernama Hong. Jadi, siapa sebenarnya Hong palsu itu?

Xixi menarik beberapa dokumen dari dasar koper: lembaran fotokopi berkas, sebuah dompet berisi uang simpanan terakhir pemberian pamannya, dan barang-barang lainnya. Namun, ia belum menemukan petunjuk yang jelas, setidaknya sebuah nomor telepon.

Jika mereka harus bergerak ke rumah mendiang pamannya, itu jelas memakan waktu. Sementara itu, Mei juga harus istirahat total demi kesehatannya. Dengan kemungkinan adanya dua pilihan lainnya, opsi ini menjadi alternatif terakhir jika semuanya buntu.

Padahal bisa saja mereka mereka langsung menghubungi Bank Mayday, namun mereka kuatir jika Hong itu adalah orang yang sama dan ia memang benar bekerja di sana.

Kecuali jika mereka meminta bantuan Jinxiang yang juga menjadi salah satu nasabah VIP mereka, yang tentu saja dengan senang hati mereka akan menyerahkan data orang tersebut, itupun jika memang bekerja disana. Jinxiang tidak boleh tahu rencana ini, dan Mei berusaha untuk menahan diri, sambil menunggu kabar dari Han, pemilik kafe langganan mereka.

Terpaksa untuk kunjungan berikutnya ke kafe sore ini, Mei dan Xixi harus menyamar, mereka bahkan memutuskan untuk keluar terpisah, dan akan memilih meja dibagian dalam yang jauh dari trotoar agar bisa memberi sudut pandang yang lebih luas untuk mengintai.

Xixi berangkat duluan setelah memesan becak yang tepat sedang melintas di depan rumah Mei. Ia bergegas cepat begitu sampai, menyusuri lorong melalui sisi samping kafe, sambil berusaha berhati-hati untuk menjaga segala kemungkinan, dan langsung mengambil meja pesanannya. Dari sana ia bisa melihat sudut-sudut kafe lainnya.

Sementara Han yang tidak diketahuinya juga sedang mengintai. Duduk santai dengan gaya eksekutif, memakai kacamata hitam, sebuah koran yang hanya digunakannya sebagai kamuflase untuk mengalihkan perhatian agar tidak merasa curiga. Ia sebenarnya meyakini jika laki-laki itu sepertinya tidak asing, maka giliran ia yang kini diliputi rasa penasaran luar biasa.

Jika benar memang laki-laki itu yang dimaksud, ia mengenalnya bukan sebagai Paman Hong, tapi seseorang dari sebuah perusahaan ekspedisi yang dua hari sekali mengirim pesanan barang ke toko grosir di sebelah kafenya, dan jadwal kunjungannya adalah hari ini.

Ia sudah memastikannya dari kenalannya seorang kasir di perusahaan ekspedisi itu. Ia memastikan dengan cara menanyakan jadwal kunjungan dari kota dimana Paman Xixi tinggal sebelumnya.

Ia juga juga sudah mendapatkan dugaan namanya dari daftar list kurir yang nama dan jadwalnya memang terpampang di papan pengumuman yang berada di front office kantor ekspedisi tersebut. Jadi ia tidak kesulitan, dan tidak perlu menanyakannya langsung kepada teman kasirnya itu untuk mengurangi kecurigaan yang tidak perlu. Setidaknya selama ia menjalankan misi rahasianya atas pesanan Mei. Ia bahkan meminta kepada seluruh pekerja kafenya untuk tidak mengganggunya selama ia berada di posisinya sekarang.

***

Lihat selengkapnya