Perjanjian Terlarang Mbah Karto dengan Iblis

muhammad haryadi
Chapter #6

Bayang-Bayang di Tengah Kebahagiaan

"Kebahagiaan yang datang tanpa perjuangan sering kali membawa bayangan kelam yang sulit dihapus."


Jawa Tengah, 1952

Tangis bayi menggema di seluruh rumah besar Mbah Karto pada suatu malam yang dingin. Anak kedua yang lahir dengan selamat itu diberi nama Friman, simbol harapan baru dalam keluarga mereka. Mayang memeluk bayi mungil itu dengan penuh kasih, sementara Karto berdiri di sampingnya, mencoba memaksakan senyum di wajahnya.

Namun, di dalam hati Karto, ada sesuatu yang tidak beres. Sejak detik pertama ia menatap mata Friman, ia merasakan ada bayangan kelam yang tak bisa dijelaskan. Mata bayi itu tampak begitu tenang, tapi seolah-olah menyimpan sesuatu yang mengintai dari kedalaman jiwa.

Bagas, anak pertama Mbah Karto, tumbuh menjadi anak yang ceria dan sehat. Dalam usianya yang mulai beranjak remaja, ia sering bermain di sekitar rumah yang luas, tetapi ada satu kebiasaan aneh yang mulai terlihat. Bagas sering berbicara sendiri, seolah-olah ada seseorang yang menemani langkahnya.

Suatu hari, saat Karto sedang memperhatikan Bagas dari kejauhan, ia mendengar suara tawa lembut dari arah anaknya. Namun, ketika ia mendekat, tidak ada siapa pun di sana. "Bicara dengan siapa, Le?" tanya Karto dengan nada datar.

"Bibi Ode, Pak," jawab Bagas tanpa sedikit pun keraguan.

Jantung Karto serasa berhenti. Nama itu—Ode Badha—kembali menghantui hidupnya.

Lihat selengkapnya